Sebenarnya ini bukan isu baru: Eric Gill, kreator fon Gill Sans, pernah melakukan pelecehan seksual terhadap kedua putrinya, bahkan melakukan hubungan inses dengan saudari perempuannya. Patung dia, sepasang manusia dewasa bercinta, dibuat berdasarkan aksi model, saudara perempuannya, yang diperankan bersama suaminya (The Guardian, 2009). Namun hal itu baru saya ketahui belakangan.
Tadi saya teringat fon Gill Sans ketika mengamati foto kiriman seseorang, via WhatsApp, bersama anak-anak di sebuah lokasi yang pernah diterpa bencana besar. Selain bertanya apakah dalam foto itu bangunan baru ataukah hasil perbaikan, saya juga bertanya mengapa kaos mereka masih berlogo lama dengan fon Gill Sans. Ternyata itu kaus stok lama.
Kontroversi Eric Gill menguat lagi Januari 2022. Protes terhadap pemajangan karyanya, antara lain di markas BBC, London, diwarnai pengecatan. Sebuah LSM mondial perlindungan anak, yang juga punya kantor di Indonesia, pun akhirnya mengganti teks Gill Sans pada logonya dengan fon Lato.
Cukup lama saya menyukai fon Gill Sans, bahkan pernah lebih dari sekali mendesain — ralat: tepatnya sekadar menata letak grafis — sampai kemudian muncul Gill Sans Nova karya George Ryan dari Monotype Studio.
Saya lebih menyukai fon yang merupakan kelanjutan fon Gill Sans karya Eric Gill itu. Dalam fon penerus, angka “1” tampak berbeda dari “l” (L dalam huruf kecil) dan “I” (i dalam rupa kapital). Microsoft juga menyediakan fon ini.
Salah satu produk grafis yang saya buat dengan fon Gill Sans adalah Koin Keadilan (¬ Rumah Langsat, Issuu, 2010). Saya menjadi editor akhir (nama tak saya cantumkan), dan untuk pekerjaan lainnya saya menggunakan nama alias. Kemudian dalam versi buku cetak ada nama saya karena sejawat saya, Yusro M.S., hanya mau mengirim ke Percetakan Gramedia kalau ada nama saya, padahal materi sudah ditunggu percetakan.
Maka terlihatlah bahwa buku itu total bermain Gill Sans, di sampul depan dan belakang, halaman isi, sampai halaman data buku (copyright page ), dan halaman Prancis. Sampai segitunya karena suka Gill Sans kecuali angka 1 dan lainnya.
Kini menyesalkah saya karena pernah suka dan menerapkan Gill Sans? Tidak. Karena saat itu saya belum tahu bahwa sang tipografer melakukan kejahatan seksual terhadap anak sendiri.
Tetapi dengan menyukai dan menggunakan Gill Sans Nova karya tipografer lain, padahal merupakan kelanjutan Gill Sans, di mana posisi saya dalam isu ini? Saya belum tahu. Maaf.
6 Comments
Waduh, sungguh sangat terlalu, ndembik banget, kelakuan Eric Gill itu. Isu baru untuk saya.
BTW,Ventura Elisawati, Wongso Barjo Renesubur, dan Antemono Barjibarbeh itu orang yang sama, yaitu… ?
Ventura Elisawati itu nama sungguhan seorang perempuan. Pernah menjadi jurnalis, petinggi di perusahaan telko, lalu punya bisnis sendiri di bidang kehumasan.
Suaminya dulu jurnalis di sejumlah media, kini staf khusus wapres.
Ini dia ya Paman?
https://vlisa.com/
Lha yes to
Kalau Wongso Barjo dst dan Antemono dst itu blognya apa ya?
Wongso Barjo Rene Subur itu cara baca terbata-bata seorangpun anak terhadap aksara Jawa yang mestinya “wong sabar jaréné subur”.
Blognya? Silakan cari. 🙈