Tulisan tangan, kepribadian, dan kecenderungan

Kajian grafologis Ferdy Sambo muncul setelah ada kasus. Kalau sebelum kasus namanya berprasangka.

▒ Lama baca < 1 menit

Apakah grafologi tentang Sambo tidak bias?

“Tulisan tangan Mas tambah jelek, susah dibaca. Dulu waktu mulai kerja pake komputer, lalu jarang nggambar, tulisan masih kebaca. Sekarang jaman hape tambah payah, tanda tangan udah beda jauh,” kata Kamsi.

“Yah begitulah. Gimana lagi, hehehe…” sahut Kamso.

“Kalo tulisan Mas dianalisis jangan-jangan dari sisi kepribadian dan kecenderungan kayak Sambo, Mas.”

“Bisa jadi.”

“Gimana dong?”

“Kalo mau nganalisis ya sekarang, mumpung aku belum terkenal, belum kena kasus apa gitu. Nanti setelah ada masalah, nah baru dibuka, jadi orang percaya kalo yang ahli baca tulisan tangan dan tanda tanganku nggak bias.”

“Kok bias, Mas?”

“Bisa aja kan karena foto surat udah kesebar, dia menganalisis orang yang sudah dikenal publik. Mungkin delapan puluh lima persen mendekati kenyataan, tapi orang bisa anggep itu bias, menghakimi….”

“Lah, kalo si pakar nganalisis manuskrip Mas tanpa diminta, lalu bikin report, apa hak dia?”

“Ya aku yang minta dia bikin lalu aku serahkan notaris buat disimpen bareng wasiat.”

“Lebih penting wasiat Mas menyangkut siapa aja selain aku dan anak-anak. Ngapain baca analisis grafologis. Hihihihi….”

Psikologi Sambo

5 Comments

Pemilik Blog Kamis 1 September 2022 ~ 19.51 Reply

Waktu surat itu tersiar, saya dan seorang kawan mendiskusikan via WhatsApp, tapi mau saya tulis kok tambah terus penghakiman saya terhadap Sambo 🙏🥸

junianto Senin 29 Agustus 2022 ~ 22.53 Reply

Iya, saya juga. Tulisan tangan saya, yang sejak dulu jelek, belakangan bertambah jelek. Kenapa bisa begitu, ya?

Pemilik Blog Selasa 30 Agustus 2022 ~ 00.32 Reply

Jarang menulis tangan. Kaku jadinya. Orangtua kita hingga lanjut usia masih ajeg tapak asmanipun samanten ugi seratan ing dluwang 🙏🍻

Tinggalkan Balasan