Saya menghormati cara Detik, media dengan jenama diri detikcom, dalam memberitakan kasus meninggalnya seorang bocah laki sebelas tahun setelah dia depresi akibat dirisak teman-temannya untuk menyetubuhi seekor kucing. Peristiwanya di Kabupaten Tasikmalaya, Jabar. Anak itu meninggal awal pekan ini setelah sepekan lebih demam dan tidak doyan makan.
Pada awal tulisan setelah judul, Detik memasang peringatan, bahwa isi berita berkemungkinan mengganggu pembaca. Bisa dipahami karena daya tahan setiap orang berbeda.
Produk jurnalistik melaporkan fakta. Namun selalu ada cara yang pas untuk melaporkan fakta, karena untuk kasus kriminal berupa kekerasan, apalagi kekerasan seksual, misalnya sudah diperiksa polisi, tidak selayaknya sebuah berita meniru BAP yang juga memuat kata “berita”.
Peringatan untuk konten verbal tekstual sama pentingnya dengan peringatan untuk konten visual.
2 Comments
Syukurlah, di antara kekacauan media berita daring, masih ada yang bagus kayak begini, tak beda dari Kumparan.com terkait foto jenazah Brigadir J yang ditulis Paman dua hari lalu.
Nanti bertambah yang begitu. Ya gambar, ya teks, ya judul, ya iklan programatik.
Memang sih hal bagus itu lama menularnya, tak secepat hal buruk.