↻ Lama baca < 1 menit ↬

Cara Kumparan layak diacungi jempol. Foto mayat Brigadir J setelah diautopsi tak langsung tampil karena dipasangi tabir digital dengan teks pengingat. Sebenarnya ini hal lumrah dalam dunia media berita: redaksi tak langsung menampilkan gambar yang mengganggu mata (disturbing, offensive).

Di media sosial foto sejenis, bahkan yang mengerikan dalam kasus lain, bebas terpampang. Untuk kondisi raga jenazah Brigadir J, ada media yang cukup menampilkan foto di tangan pengacara dari jarak sedang, dan ada pula yang teramat dekat sehingga luka-luka itu tampak.

Mungkin semua terpulang kepada pembaca, membiarkan saja atau protes supaya redaksi tahu respons khalayak.

Berbagi gambar kecelakaan, di manakah batasnya?