Konsultasi ke dokter via ponsel, apa sih menariknya?

Telemedicine lebih praktis dan murah untuk kasus enteng nan lumrah. Lagi pula tak perlu mandi.

▒ Lama baca 2 menit

Konsultasi ke dokter via ponsel, apa sih menariknya?

Kalau memesan obat rutin, dan lainnya yang biasa saya beli di apotek, dari ponsel sebelum pandemi sih sudah saya lakukan di Halodoc. Bahkan sebelum ada platform apotek saya sudah melakukan via WhatsApp dengan memotret resep. Lha kalau konsultasi dokter via platform telemedicine, saya baru melakukannya dua kali. Yang terakhir sore tadi, di Halodocu, sekalian terus resep.

Konsultasi pertama saya lakukan pada awal pandemi, 2020, karena tak mungkin pergi ke dokter. Saya butuh dermatolog. Dalam aplikasi ada sekian dokter spesialis jaga. Saya pilih seseorang setelah saya cari di Google siapa dia. Dokter ahli kecantikan, orangnya cantik, berpraktik di Balikpapan, Kaltim. Saya andaikan, dokter ahli kecantikan terbiasa menangani kulit rewel orang cantik, sehingga akan lebih mudah menangani kulit pria yang kurang terawat — eh, atau malah lebih sulit ya?

Biaya konsultasi via teks saat itu Rp50.000, dikurangi diskon Rp20.000, sehingga menjadi Rp30.000.

Adapun dua jenis obat yang saya tebus di platform yang sama adalah Rp71.400, ditambah ongkir menjadi Rp89.400. Ongkos dokter dan obat saya bayar dengan Gopay. Total Rp119.400.

Apa sih masalah saya? Melihat foto yang saya kirimkan, Bu Dokter mendiagnosis itu gigitan serangga. Kulit merah agak hangus dengan ruam. Seperti biasa saya tak menanya itu serangga apa karena itu bukan bidangnya.

Kalau tadi konsultasi apa? Sudah tiga hari asam urat (AU) saya naik setelah kejatuhan flu, pertama kali batuk pilek selama pandemi. Adapun akibat AU tinggi mendera pangkal jempol kaki kiri, sehingga saya sulit berdiri maupun berjalan, adalah yang pertama dari tiga kasus AU tinggi sejak 2016. Yang pertama cuma seperti terkilir tetapi saya bisa berjalan. Yang kedua di pangkal lengan kanan seperti akibat salah posisi tidur, tetapi saya masih dapat menyetir ke Apotek Kimia Farma untuk mengukur kolesterol, gula, dan asam urat.

Tadi saya memilih seorang dokter umum, sebut saja Mas Dokter. Dia praktik di Surabaya. Saya laporkan kondisi saya, tanpa bukti hasil pengukuran AU dan lainnya, tetapi tensi saya laporkan. Singkat kata, urusan pun beres. Biaya konsultasi Rp25.000, diskon Rp10.000, sehingga saya hanya membayar Rp25.000. Adapun obat dah ongkir Rp131.000.

Jika menyangkut dua dokter tadi, kenapa saya berani ambil layanan konsultasi via ponsel?

Karena saya menganggap kasus saya ringan. Artinya, kasus saya itu lumrah, kemungkinan keliru diagnosis dan salah obat kecil, dan untuk kasus kulit tadi kalau saya biarkan takkan membikin saya tamat riwayat.

Alasan lainnya ya karena murah. Ke dokter biasa butuh biaya transpor, harus janjian, kena kemacetan, dan letak apotek jauh. Kalaupun dari konsultan pertama masih muncul masalah, ya langsung ke dokter lain, secara tatap muka. Selain itu cukup cuci muka dan tak perlu pakai baju bagus. Alasan berikutnya justru lebih mendasar: ini bukan platform benteng pendam, semua nama dokter bisa kita cek di internet.

Kalau Covid-19 bukannya kasus serius? Kenapa ke telemedicine? Lha kan diagnosis sudah jelas, yang dibutuhkan kemudian adalah pendampingan jarak jauh maupun jarak dekat oleh tenaga kesehatan di tempat isolasi mandiri dan pemantauan oleh tim pemerintah.

Kalau saya mengalami gejala gagal jantung ya tentu langsung ke rumah sakit. Sama halnya burung bocah lanang terjepit ritsleting.

Konsultasi ke dokter via ponsel, apa sih menariknya?

¬ Bukan posting berbayar maupun titipan

Tomi musuh saya

5 Comments

junianto Kamis 14 Juli 2022 ~ 07.35 Reply

Saya belum pernah, dan belum berminat, menggunakan layanan daring ini karena masih mengandalkan kartu BPJS, yang berarti tak harus keluar duit lagi karena sudah bayar iuran BPJS.

Apalagi jarak rumah saya ke tempat praktik Ibu Dokter tak sampai satu kilometer, dan jarak ke apotek juga tak sampai satu kilometer.

Pemilik Blog Kamis 14 Juli 2022 ~ 09.29 Reply

Bagoosss👍🙏🌺

junianto Kamis 14 Juli 2022 ~ 10.03 Reply

lha total iuran BPJS kami (tiga orang) Rp 302.500 per bulan, je, Paman. Eman-eman kalau tidak dimanfaatkan.

Pemilik Blog Kamis 14 Juli 2022 ~ 11.01

Lha betoooll itu 👍

Tinggalkan Balasan