↻ Lama baca < 1 menit ↬

Subal kertas dalam keranjang parsel atau hamper buah

Ketiga bocah laki usia kelas 1-2 SD itu segera merubung keranjang buah. Mereka mengincar selongsong buah untuk mainan. Tetapi mereka kecewa, jumlah selongsong tak sebanyak harapan karena tumpukan buahnya tak sampai dasar keranjang. Mereka saling mengiakan, si pemberi buah bermaksud menipu.

Tentu peristiwa lama itu tak menyangkut saya karena zaman saya bocah belum ada parsel buah impor. Selongsong untuk bermain hanya saya dapat dari kemasan bohlam. Namun ada yang menarik, ibu salah satu anak menjelaskan duduk soal.

Pertama, bukan maksud pemberi untuk menipu karena saat membeli, dia pun tak tahu ada subal. Bahkan kadang parsel sudah tersedia, siap masuk ke dalam mobil.

Kedua, apapun pemberian orang harus disyukuri dan dihargai. Jangan mudah mendakwa.

Salah satu anak, paling besar, ternyata visioner, dia bilang, “Kalo wadahnya tinggi kayak ember berarti ganjal kertasnya tambah banyak.”

Mungkin dia sekarang jadi pedagang.