Setelah sekian lama mengulur dan menghindar, Bechi akhirnya menyerahkan diri. Kenapa tokoh atau keluarganya sulit diperkarakan?
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Kasus Bechi Andewe Azal dalam kekerasan seksual terhadap santriwati

“Soal Bechi itu gimana sih?” tanya Kamsi.

“Kan dia udah menyerahkan diri. Tinggal penyidikan dan seterusnya, mestinya gitu,” sahut Kamso.

“Semua kasus pencabulan itu bener atau fitnah, Mas?”

“Justru kalo sejak awal dia kooperatif mestinya bisa lebih terkuak itu fitnah atau bukan.”

“Motif yang memfitnah apa?”

“Wah, nggak tau. Gitu juga gosip soal produsen rokok ngincer lahan orangtua Bechi, lantas merekayasa kasus.”

“Kenapa nangkap anak tokoh susah, Mas?”

“Ya tergantung si target, kooperatif nggak. Kalo dia tokoh atau anak tokoh, apalagi tokoh agama apapun di daerah, kadang polisi emang kudu ati-ati. Harus cukup kuat bukti dan sebagainya.”

“Terus masalah pendukung itu apa, Mas?”

“Kalo si junjungan ingetin pengikut supaya nahan diri, dan si target manut, ndak ada masalah.”

“Belum menjawab masalah pendukung itu apa, Mas.”

“Bagi pendukung, seperti umumnya awam, kalau orang ditangkap polisi berarti udah pasti bersalah, padahal putusan hakim kalo belum berkekuatan tetap, seseorang nggak bisa disebut terbukti bersalah, bahkan sebelum final statusnya dia masih terdakwa dalam tahanan, belum narapidana. Kalo nggak salah gitu.”

“Kenapa masyarakat bisa mikir gitu?”

“Tanya guru PPKn.”

¬ Gambar praolah: akun Instagram @oxytronofficial, Shutterstock

2 thoughts on “Oh, Bechi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *