Dulu, orang bisa menulis dan memotret untuk media, padahal bukan wartawan, dianggap keren.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Spons pada lens pen sudah njebrot, terlaksananya kembali membersihkan pakai kaus

Lens pen saya, pada bagian berpucuk spons, bukan yang kuas di ujung lain, ketika saya buka topinya ternyata njebrot. Maklumlah sudah lima tahunan. Maka tadi saya membersihkan lensa ponsel dengan kaus.

Jorok? Ya, toh saya baru ganti kaus berbahan Aeroplane yang lembut. Menurut saya seratnya halus. Lagi pula ponsel saya dari jenis yang murah.

Lens pen. Lensa. Pena. Saya teringat zaman masih bocah. Ketika membaca majalah sering menjumpai keterangan pada artikel “lensa/pena: nama orang”. Misalnya: “Lensa/pena: Slamet Blekok”.

Maka saya bertanya kepada bapak saya, itu maksudnya apa. Bapak bilang, si Slamet menulis sekaligus memotret. Itu sesuatu yang tak semua orang bisa.

Dahulu lebih banyak orang yang bisa membuat tulisan untuk media ketimbang memotretnya. Kenapa? Fotografi masih mewah, apalagi sebelum ada kamera saku nan kompak atau point-and-shoot camera.

Rentang harga lens pen untuk membersihkan lensa kamera dan ponsel

3 thoughts on “Lens pen njebrot dan nostalgia media jadul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *