Sore sembari ngeteh, Kamsi bilang, “Menarik ya, Mas. Orang lembaga survei berani taruhan Alphard karena dia yakin Anies nggak bakal jadi capres.”
“Nggak, ah,” jawab Kamso.
“Lha kok?”
“Ya mosok soal Anies bakal nggak ada yang mau koalisi jadi taruhan. Kalo perkiraan meleset ya wis. Sayang duit semliar lebih buat taruhan. Mending buat beramal.”
“Lha kan Alphard bisa jadi duit buat amal? Lagian ini kan fun pesta demokrasi? Bola dan MotoGP buat taruhan juga udah biasa. Hadiahnya traktir aja sih.”
“Emang sih taruhan bisa di bidang apa aja. Pilkada dan pilpres juga bisa. Tapi kalo orang lembaga-lembaga survei janganlah.”
“Emang napa? Kan katanya dari kubu Anies ada yang nanggepin.”
“Nggak bagus, sayang.”
“Mas kok jadi konservatif sih? Hihihi…”
“Nggak bagus buat pendidikan politik. Bayangin kalo anak SMP dan SMA ikutan. Lantas banyak rumah tangga ikutan juga. Kalo secara pribadi dan tertutup orang lembaga survei taruhan, silakan aja. Lagian ini isu capres ini kan bawa-bawa sentimen agama. Masa pake taruhan? Nggak setiap permainan bisa diterapkan di segala lapangan dan cuaca.”
“Hihihi… Mas lucu, juga aneh. Santai aja napa? Lagian kan bukan Anies yang main taruhan?”
¬ Gambar praolah: JPNN, Spotify
2 Comments
Yang lucu, juga aneh, bukan Om Kamso tapi sang pendiri lembaga survei. Orang lembaga survei kok taruhan kayak gini, ya. Tidak netral, dong, Tante Kamsi.
Yah begitulah. Indonesia memang lucu.