Di depan para kader, Mega bilang dulu kasih syarat calon menantu: tak seperti tukang bakso. Maksudnya apa ya?
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Megawati ogah punya menantu kayak tukang bakso

“Lha! Tumben Njenengan dengar Mas! Biasanya bablas!” terdengar Kamsi bicara di pintu pagar. Ternyata dia menyertop Mas Ndiman, tukang bakso keliling bermotor yang sering tak mendengar saat dipanggil.

“Mas mau?” tanya Kamsi.

“Nggak. Makasih. Kamu aja. Aku lagi nggak pengin,” sahut Kamso.

Usai menghabiskan bakso, Kamsi bilang, “Aku tahu kenapa Mas nggak mau. Soalnya bakso Mas Ndiman nggak seenak Pak Min. Ya, kan?”

Kamso hanya tertawa.

“Oh ya Mas, aku tadi lupa nanya Mas Ndiman dia merasa sebagai wong cilik apa nggak.”

“Emang napa?”

“Kalo wong cilik pasti dapat empati dari Bu Mega.”

“Oh, gitu. Tapi waktu Mas Ndiman belum pake motor, gerobaknya ada stiker Perindo. Kalo Pak Min emang selalu bilang dirinya wong cilik. Makanya di warungnya ada stiker banteng.”

“Entar kalo kita ke sana, coba Mas nanya Pak Min, istrinya itu siapa, lalu ibu mertuanya siapa.”

“Aneh-aneh aja. Maksudmu apa?”

“Mas belum tahu berita? Ada ketua partai wong cilik bilang ogah punya mantu yang kayak tukang bakso. Terus anak perempuannya ketawa.”

¬ Gambar praolah: Shutterstock, Tokopedia

Karak Salatiga tak patuhi Mega

Gambar: Mega emoh antre migor, anjurkan rebus

3 thoughts on “Megawati dan tukang bakso

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *