Seminggu setelah Soeharto undur diri, Mega minta masyarakat tak menghujat mantan presiden itu.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Presiden Soekarno berpiyama menerima Mendur Bersaudara

Hari ini, 21 Juni 2022, Indonesia memperingati wafat presiden pertama, Soekarno, yang berpulang dalam usia 69 pada 1970 di Jakarta, empat tahun setelah dia diturunkan, lalu masa kepresidenan dia disebut Orde Lama.

Bagaimana perlakuan rezim Soeharto terhadap dirinya, termasuk klaim Soeharto bahwa dirinya berprinsip mikul dhuwur mendhem jero, yang artinya menjunjung tinggi martabat seseorang dan memendam dalam aibnya, kita semua sudah tahu.

Salah satu foto Soekarno — media Barat menuliskannya Sukarno, dan terhadap Soeharto adalah Suharto — yang mengesankan saya adalah dia berpiyama di rumah. Saya tahun lalu memostingkan hal itu.

Lalu ihwal kejatuhan, perlakuan yang diterima, dan saat Bung Karno wafat, saya teringat putrinya, Megawati, yang mengalami perlakuan buruk dari penguasa.

Pada 23 Januari 2018, pas ultah Mega, saya mencuplik arsip koran Kompas 20 tahun sebelumnya, Senin 8 Juni 1998, di halaman dalam, tentang ucapan Mega, untuk tulisan di Beritagar.id.

Mega, dalam pidato Hari Kesaktian Pancasila di Jakarta (1/6/1998), seminggu setelah Soeharto mengundurkan diri, meminta masyarakat berhenti menghujat Soeharto.

“Jangan ikut menghujat. Jangan ikut mencemooh. Karena bagaimanapun, ia (Soeharto) adalah Presiden Republik Indonesia yang kedua,” kata Mega dalam kutipan Kompas.

Bung Karno dalam balutan piyama

5 thoughts on “Bung Karno, piyama, dan imbauan Mega tentang Soeharto

    1. 1. Ada miripnya dengan Guntur sepintas
      2. Soal sikap Mega dalam kasus ini sangat menyentuh
      3. Soal lain: saya pernah diledek gak move on krn masih pakai kata “oom” (bukan “om”) dan “piyama” (bukan piama) 🙈

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *