Akhirnya kita jenuh dengan berita korupsi kecuali ada unsur dramatis dan laik gibah. Setelah itu kita lupa.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Korosi Haryadi Suyuti bekas Wali Kota Yogyakarta

Contoh berita membosankan, selain janji pejabat, adalah penangkapan terhadap pejabat dengan sangkaan korupsi oleh KPK maupun Kejaksaan Agung. Bikin jenuh karena terlalu sering korupsi pejabat terungkap. Misalnya terhadap bekas Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti (2017—2022) pekan ini.

KPK telah mencokok dan menetapkan Haryadi sebagai tersangka penerima suap untuk meloloskan perizinan, misalnya IMB Apartemen Royal Kedhaton di Malioboro. Modus yang klasik: izin dan konsesi, tanpa manut prosedur, dan pejabat dapat imbalan. Tak beda dari calo. Pakta integritas yang dibacakan saat pelantikan di Bangsal Kepatihan tak ada harganya.

Jika sebagai kabar ternyata membosankan, apakah berarti pemrosesan hukum koruptor tak perlu diwartakan? Oh, mboten mekaten. Ini lebih berbahaya. Para koruptor akan girang. Atau pemerintah tak perlu menindak koruptor? Ini aneh dan lebih berbahaya.

Sebenarnya bagi koruptor, soal penangkapan ini enteng. Cuma apes saja. Jadi berita paling lama seminggu setelah penangkapan plus dua hari nanti setelah vonis. Setelah itu orang lupa. Bagi koruptor, makin banyak yang diciduk dan dibui makin bagus, karena untuk pelaku yang kurang tenar, apalagi nilai suap tidak spektakuler, takkan diingat oleh khalayak. Ora ndadèkaké wirang.

Hal itu masih ditambah bonus arsip foto berita: sejak ada pandemi semua tersangka tipikor bermasker. Begitu pun ketika menjadi pesakitan di pengadilan. Kecuali ada yang mau bikin galeri arsip foto koruptor acung jempol.

¬ Gambar praolah: Pemkot Yogyakarta

Berita korupsi: Kita perlu tapi jemu, celakanya masker jadi penyaru

2 thoughts on “Korupsi bekas Walkot Yogya dan kejemuan kita

  1. Begitulah. Maka dalam penjara berlaku prinsip kalo nyuri harus banyak supaya waktu msh bui masih ada uang. Yang cerita seorang mantan napi.

    Maka bandar narkoba bisa pakai ruang kalapas untuk kangen-kangenan dgn pacarnya yang model itu.
    Setnov tetap berjaya di Lapas Suka Kaya, malah pasang kunci pake sidik jari. Lantas ketika napi baru yg bekas Sekjen MA itu masuk jadilah adu pengaruh krn uang.

  2. Tatkala Juliari Batubara, saat itu Mensos, terjerat kasus korupsi, gencar opini agar dia dihukum mati karena dianggap sangat keterlaluan, menyunat jatah bantuan sosial (Bansos) untuk rakyat korban pandemi Covid-19.

    Ternyata, tatkala dia divonis hukuman 12 tahun penjara orang-orang segera lupa tentang desakan hukuman mati yang sempat bergaung.

    Paman benar : mereka ora dadi wirang. Dan tetap banyak duit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *