Melepas Sang Buya dalam sehalaman depan koran

Sebelum Buya, Kompas memuat sehalaman muka kepergian Gus Dur, Habibie, dan JO. Layak dicetak terpisah untuk poster.

▒ Lama baca < 1 menit

Cara Kompas melepas Buya Ahmad Syafii Maarif

Koran cetak memang selalu muncul telat. Jika koran terbit pagi, berita kemarin sebelum siang muncul esoknya. Namun yang sudah diduga dan ditunggu pembaca pun terpenuhi hari ini: Kompas memasang obituarium Buya Ahmad Syafii Maarif sehalaman, di muka, dengan hemat kata. Lalu disusul halaman dalam.

Cara Kompas melepas Buya Ahmad Syafii Maarif

Pendekatan grafis Kompas ini seperti yang pernah dilakukan saat Abdurrahman Wahid, B.J. Habibie, dan Jakob Oetama wafat. Sebuah cara bertakzim dalam melepaskan kepergian orang besar berpulang kepada Sang Khalik.

Cara Kompas melepas Buya Ahmad Syafii Maarif

Tata letak obituarium Kompas sebelumnya pernah menjadi kaus, bersama tata letak bertopik lain. Tata letak edisi obituarium koran Palmerah ini perlu dicetak terpisah, bukan di atas kertas koran dengan jejak lipatan, menjadi poster yang siap dibingkai.

Buya Syafii, Muhammadiyah, dan NU

Buya Syafii, Muhammadiyah, dan NU

Politik moral Buya Ahmad Syafii Maarif dalam Kompas

Menjual layout koran pada kaus

Sang muazin bangsa telah berpulang

4 Comments

junianto Minggu 29 Mei 2022 ~ 06.49 Reply

Koran besar sangat menghormati tokoh sangat besar….

Pemilik Blog Senin 30 Mei 2022 ~ 00.37 Reply

Bukan cuma koran besar ah. Setiap media punya cara dan gaya, yang tentu seusai selera pembacanya
🙏😇

junianto Senin 30 Mei 2022 ~ 10.04 Reply

Maaf kurang yang, Paman.😁

Mangsud daripada saya, dalam konten Paman ini, (Kompas) koran besar yang sangat menghormati tokoh sangat besar….

Pemilik Blog Senin 30 Mei 2022 ~ 11.56

🙏😇🌺

Tinggalkan Balasan