Bluk! Ciduk atau cedok atau gayung plastik itu tertarik oleh benang layangan dan jatuh. Alasnya langsung pecah. Lalu ciduk yang jarang dipakai, selalu tengkurap di buk tembok teras cuci jemur, itu pun bolong. Panas mentari sekian tahun menjadikan bahan ciduk rapuh namun ketahuan setelah dia jatuh.
Kebetulan ponsel saya tak jauh dari area cuci. Maka sambil membiarkan mesin cuci bekerja saya pun memotreti si ciduk sebelum saya buang. Selama memotreti, lamunan saya ke mana-mana. Ya tentang ciduk itu.
Kata ciduk, sebagai kiasan untuk penangkapan seseorang oleh polisi maupun militer, sempat rehat lama. Lalu ciduk hidup lagi selewat 2010, dengan ejaan gaul menjadi “cyduk” dan “tercyduk” namun bisa berarti tertangkap basah atau tepergok. Bahkan Tercyduk akhirnya menjadi tajuk acara di SCTV (¬ Vidio)
Ihwal kata "ciduk" (cedok, gayung) dan pergeseran makna verba "menciduk": https://t.co/NLrhWETF9M pic.twitter.com/xIDiRFGbv0
— Ivan Lanin (@ivanlanin) December 19, 2015
Ciduk, yang bukan gayung, dahulu waktu saya bocah saya dengar dari orangtua saya. Orang yang diciduk biasanya yang dianggap komunis. Tepatnya: anggota PKI.
Maka Hersri Setiawan memasukkan “ciduk” sebagai lema dalam Kamus Gestok (Yogyakarta: Galang Press, 2003). Hersri adalah penulis, aktivis Lekra, pernah sembilan tahun menjadi tapol, yang tujuh tahun (1971—1978) di Pulau Buru. Pada masa Orde Baru, ketika media dilarang memuat tulisan orang yang dianggap komunis, jurnal Prisma dalam bio penulis artikel menyebut Hersri “pernah menjadi petani di Pulau Buru”. Sebuah penghalusan yang pahit padahal faktual karena tapol dipaksa bertani.
Ciduk sebagai gayung, menurut Dahlan Iskan, menjadi bagian dari properti kamar mandi Presiden Soeharto di Jalan Cendana. Dahlan merujuk kesaksian Giyanto Hadi Prayitno, Ketua Umum Himpunan Masyarakat Soehartonesia, yang pernah menjadi instruktur privat Soeharto dalam berinternet, pada 1998 (¬ Disway.id).
¬ Infografik asli tentang ciduk, dari Beritagar.id (2015) yang ada dalam cuitan Ivan Lanin, dapat Anda unduh dari laman ini.
3 Comments
Untunglah saat kuliah (saya ini oknum mahasiswa mbeling) saya tidak pernah diciduk polisi😁 dan setelah lulus lalu bekerja hinggi kini pun tidak pernah tercyduk.😬
BTW, menarik, informasi tentang Harto dan internet.
Saya mahasiswa kuper, agak soliter, asyik dengan diri sendiri, tak pernah berurusan dengan polisi apalagi tentara
😁
Setelah tua lebih terbuka, makanya bisa bikin blog 🙈
👍