Dari sebungkus roti tawar kita bisa menilik tiga hal: bahasa, persepsi konsumen, dan desain grafis.
Tentang bahasa Inggris, tanpa bilingual dengan bahasa Indonesia, selama ini berlaku asumsi bahwa produk untuk kelas menengah ke atas hal itu cukup. Padahal Pasal 39 Perpres No. 63 Tahun 2019 mewajibkan penggunaan bahasa Indonesia dalam produk yang dibikin atau diimpor ke Indonesia. Roti dari perusahaan Korea Selatan ini dibuat di Karawang, Jabar.
Soal persepsi konsumen bahwa roti tawar tak perlu masuk freezer, itu masalah kebiasaan. Kalau cepat habis kenapa harus masuk kotak pembeku dalam kulkas, atau dalam ruang lain di kulkas?
Adapun masalah desain grafis ada dua, yakni warna dan tipografi. Memang tak gampang merancang desain grafis pada plastik bening dengan isi barang berwarna terang. Pembuatan bidang gelap, misalnya cokelat, dengan teks putih, kalau tak tepat bisa mengganggu estetika dan citra jenama.
Hasil foto dalam posting ini saya gelapkan sehingga roti tampak agak gosong supaya teks putih menjadi kontras. Ketika potongan roti sisi luar, yang berkulit, sudah dimakan, tinggallah roti bersisi terang. Teks kurang terbaca. Maka ada foto yang arah hadap rotinya saya putar arah supaya menjadi latar gelap bagi teks putih. Niat banget ya? Biarin.
Ukuran teks putih di atas plastik bening ini, bagi mata saya, terlalu kecil, di bawah 10 pt. Bandingkan dengan teks pada bungkus bumbu dapur Miwon yang lebih kecil.
Apakah ketiga hal itu masalah bagi konsumen, terutama konsumen setia? Tentu tidak. Sekali pernah tahu untuk selanjutnya ya tetap. Kalau pakai perbandingan ekstrem, nagasari dan lemper premium, dari toko roti dan kue cantik, malah tanpa informasi. Tapi kedua penganan itu bukan bikinan pabrik besar.
2 Comments
Tentang kebiasaan menyimpan roti tawar, di rumah saya, khususnya istri karena di rumah hanya dia yang sering makan roti tawar Bread Talk atau Babah Setoe, tak pernah dimasukkan freezer maupun kulkas.
Ditaruh saja di meja. Kalau tak habis karena kadakuarsa ya dibuang saja. Contoh nyata (nan buruk) dari ini https://blogombal.com/2022/05/19/kita-boroskan-makanan-sebagai-sampah-rp330-t/
😇