“Paling sebel kalo di grup ada yang share nggak relevan, Mas. Atau share ujaran kebencian,” keluh Kamsi.
“Misalnya?” tanya Kamso.
“Ada pilbup entah di mana, di-share, dia kayak timses, padahal dia bukan warga sana, anggota grup nggak ada yang orang sana. Ada lagi orang Ambarawa share pengaturan lalu lintas di Jakarta, mau ada demo. Lebih aneh lagi share promo soal seminar apa nggak jelas padahal dia nggak suka seminar.”
“Niatnya kan berbagai info. Kalo kita nggak tertarik ya cuekin aja.”
“Tapi kalo nggak ada yang ngerespons, mereka nyindir, orang lain nggak punya kepedulian, pada arogan atau apalah.”
Itu tadi percakapan dua tahun lalu. Lantas pekan ini Kamso mendengar cerita Tono Stereo, “Saya keluar dari macam-macam grup WA, Pak. Soalnya dimarahin mulu, dianggap sok jadi admin bahkan polisi… ”
“Lik Ton cocok lho jadi polisi…”
“Halah. Saya tuh negur anggota grup yang suka forward info nggak jelas dari grup lain, cuma screen capture, lantas kalo saya koreksi pake info dari Mafindo, saya dibilang buzzer.”
“Terus?”
“Kalo soal politik, ya akhirnya saya nerima aja, cuek. Tapi yang terakhir bikin kesel. Ada orang suka share promo buku, saya tanya gimana isinya malah dia marah, bilang mentang-mentang saya suka baca buku. Padahal saya bukan kutu buku.”
“Menarik nih…”
“Masih ada, Pak. Banyak yang suka share info wisata kuliner, kadang teksnya panjang, atau videonya lama, tapi waktu saya tanya udah nyoba, gimana rasanya, malah marah-marah. Bilangin saya belagu, sombong. Kapan itu ada yang share promo hotel, saya tanya soal servis dan kebersihan, malah dijawab, ‘Emang saya suka check in kayak situ?’ Lha saya kan sering dinas ke luar kota.”
“Mungkin mereka itu yang punya warung, Lik. Malah ada yang punya hotel segala. Harus dijaga tuh silaturahmi sama mereka.”
¬ Gambar praolah: Shutterstock
3 Comments
Oh iya, empan papan.👍
Mungkin kata kuncinya menahan diri. Dulu saya sering share berbagai info ke beberapa grup WA, berupa tautan, kadang dengan screen capture, sekarang saya menahan diri. Karena, belum tentu kawan-kawan saya di grup tertarik info2 itu, belum tentu memerlukan/menganggap penting.
Tapi saya tidak bisa menahan diri jika ada anggota grup share info yang ternyata hoaks (pengirim tidak tahu infonya hoaks). Biasanya saya kasih tahu itu hoaks, dengan kalimat yang tidak bikin orang lain tersinggung, plus bukti misal tautan dan screen capture.
Tahan diri dan empan papan. Beda komunitas beda selera.
Benetton, kalo hoaks ya sebaiknya kita koreksi.
Di luar soal itu, kalo kita gak minat ya cukup diam saja.