Ada THR resmi, diatur pemerintah, lalu dalam THR resmi ada perusahaan yang memberikan THR Lebaran dan Natal untuk semua karyawan, dan ada pula THR Ormas. Tetapi itu masih kurang. Masih ada THR atas inisiatif sendiri, tanpa setahu juragan, misalnya dari loper koran.
Tahun-tahun sebelumnya juga ada. Kop suratnya kali ini unik: bergambar ketupat, dengan teks “Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri, 1443 H”.
Merayakan atau tidak, setiap orang dapat THR Lebaran dan Natal
2 Comments
THR versi lain yang saya pernah tahu adalah dari para penumpang gelap KA Senja Utama jurusan Jakarta-Solo dan sebaliknya era sebelum Pak Jonan. Mereka patungan uang untuk THR (oknum) kondektur yang biasa mereka suap tiap pekan (Jumat dan Minggu/Ahad).
Paman pasti pernah dengar tentang mereka, para pekerja di Jakarta asal Solo, Yogya, Klaten dll anggota “komunitas” PJKA [pulang Jumat (dari Jakarta ke Solo, Yogya, Klaten), kembali (ke Jakarta) Ahad].
Mereka berjaya sebagai penumpang gelap tanpa karcis berkat menyuap kondektur, alias nembak karcis, bertahun-tahun, dan berakhir setelah Jonan sekian tahun silam membenahi dan menertibkan perkeretaapian.
Iya. Teman kita termasuk itu 🙊🙈