Pada 2014 saya pernah memotret sisi di kanan jalan itu. Ya, bahu jalan kecil itu, dari sudut yang berbeda. Seingat saya di situ dulu ada got, tapi mulai terisi tanah dan pasir sehingga air hujan di atasnya tampak bening setelah tak semuanya terserap. Sayang posting tentang hal itu tak saya temukan.
Oh, baiklah anggap saja sejak dulu tak ada got, tetapi ke arah balik badan, setelah titian pendek beton menuju lahan penuh tanaman dengan pondok kecil, tampak ada got dan itu pun mendangkal. Got itu menuju kali kecil yang disebut kanal.
Lihatlah dua foto dalam satu bingkai di bawah ini. Kotak #1 adalah arah hadap saya seperti pada foto di atas paragraf pertama. Sedangkan Kotak #2 adalah foto di belakang punggung saya.
Karena topografi kompleks yang dulunya sawah dan empang itu lebih rendah dari jalan raya, setiap kali hujan deras air dari jalan raya, dan kampung seberang jalan yang lebih tinggi, mengalir ke sana. Jalan masuk itu pun menjadi kali setelah got di sisi kiri jalan dalam bingkai foto di atas penuh.
Tak sampai sepuluh tahun, lingkungan cepat berubah, jadi memburuk. Hujan deras berlama-lama bikin ketar-ketir, warga khawatir bakal datang banjir.
5 Comments
Mestinya, demi kelancaran air (hujan dan lainnya) afar tidak banjir, (sebagian) jalan diubah jadi got, ini malah sebaliknya.
Lha gak jelas siapa saja yang mestinya bertanggung jawab 🙈
saya sepertinya tidak pernah melihat got di Berlin.. tapi gorong-gorong banyak.. mungkin grong-gorong lebih cocok diterapkan daripada got, paman.. 😅
Tetap saja, gorong-gorong butuh perawatan. Di DKI, gorong-gorong gak cuma berisi lumpur, sampah plastik, dan lainnya tapi juga kulit kabel bawah tanah