↻ Lama baca < 1 menit ↬

Apakah tas kertas bermerek fesyen masih dianggap keren?

Tampaknya ini warisan era pra-media-sosial. Menenteng tas kertas dengan logo jenama akbar itu bagi sebagian orang dirasa keren. Tas yang tak kuat menampung barang berat itu kadang menemani tas kecil saat pembawanya berangkat dan pulang kerja. Dulu tasnya dijual di jembatan penyeberangan.

Kini, dalam era konten piktorial di medsos, tas kertas berlogo fesyen hanya sahih sebagai bahan pamer jika ditenteng seusai belanja, masih di area mal. Mau tambah foto menunggu sopir di lobi, atau sedang membuka bagasi mobil atau pintu, juga boleh. Itu bonus.

Apakah tas kertas bermerek fesyen masih dianggap keren?

Bagi orang dengan kesadaran sosial tinggi, karena masih normal, masih membutuhkan orang lain untuk meneguhkan keberadaan diri, berbelanja adalah pengalaman yang layak dibagikan kepada publik. Aku berbelanja maka aku ada. Tas kertas bermerek, tanpa menunjukkan isi, adalah pertunjukan lunak yang simbolis. Tetapi karena kesejahteraan meningkat, kesan saya pemamer terus berkurang.

Tadi, karena terantuk arsip posting yang bisa untuk Nemu Posting Lawas (NPL), tentang tas kertas itu, saya kemudian mencari tas kertas bermerek di lokapasar. Ternyata banyak pelapak menyediakannya dengan rentang harga beragam.

Apakah tas kertas bermerek fesyen masih dianggap keren?

Saya tak tahu tingkat ke-laku-an penjualan tas-tas itu. Saya hanya menduga tas-tas itu masih ada peminatnya.

NPL: Tas kartonku bergaya maka aku ada (2011)

Buat apa sih ada kategori Nemu Posting Lawas?

Apakah Anda pernah terpaksa membeli tas belanja?

Tas banpres dari Jokowi

Dunia Merek Kita