Saya terkesan akan taksi ini pada suatu malam saat menjenguk bayi, putra kedua, dari seorang ibu di rumah kontrakannya di Pondokkelapa, Jaktim, pada 2010. Di halaman rumah ada taksi mangkrak dijalari tanaman merambat. Saya membatin, anak-anak kecil tak ada yang masuk ke dalam mobil itu. Pada hari lain saya minta tolong ibu itu momfotokan taksi entah milik siapa itu untuk saya blogkan.
Taksi mangkrak sampai terkurung belukar saya lihat lagi di dekat rumah saya. Setelah ada taksi daring dari layanan ojek daring, dan kemudian pandemi, armada taksi di pool itu menganggur. Saya sebut armada karena jumlahnya banyak dan merupakan sekumpulan, bagian dari perusahaan taksi besar. Kini pool di Jalan Raya Kodau itu bersih dari perdu dan taksi.
Taksi yang di pool itu memang tak boleh dibawa pulang. Sedangkan taksi dalam posting 2010 tak punya pool, semuanya milik anggota sebuah koperasi. Entah bagaimana nasib perusahaan taksi yang itu kini.
4 Comments
Di kota saya taksi argo sudah punah. Dahulu ada berbagai armada perusahaan taksi, termasuk Kosti.
Sekarang masih ada satu-dua mobil berstiker perusahaan taksi di jalan-jalan tapi pengemudinya (atau pemiliknya) menggunakannya sebagai mobil taksi online.
Iya, Kosti dulu sampai Solo.
Mulanya Kosti bagus, di bawah Muba Kaharmuang. Pengemudi jadi pemilik,tapi mobil tetap di pool. Dulu alternatif saya selain Blue Bird dan Express ya Kosti.
Sayang kemudian Kosti berantakan.
Iya, Paman.
Di Solo tidak ada Blue Bird, dahulu pilihan saya ya kosti.
Sedangkan pelopor adalah Solo Central Taksi milik anaknya wali kota zaman dahulu kala (waktu itu sang bapak masih menjabat).
Khas bisnis lama. Sektor yang butuh konsesi dimasuki anak pejabat 🤣