Mulanya saya mengira bangunan kedai tak berdinding ini menggunakan kolom beton untuk digantungi atap dengan kabel baja, lalu dibantu tiang-tiang penyangga kecil dari pipa galvanis. Ternyata dugaan saya salah. Kolom itu tiang listrik.
Karena saya melipir ke luar bangunan saya jadi tahu itu tiang listrik. Kenapa saya sampai keluar? Penasaran kenapa kolom itu miring. Ternyata…
Karena kedai di Cipete, Jaksel, itu baru maka saya menduga tiang listrik itu hadir lebih dulu, di tembok batas pekarangan karena rumah menjorok ke dalam. Nah, pekarangan luas itulah yang kemudian menjadi kedai berikut parkiran mobil.
Saya tak tahu bagaimana urusan perizinan pemilik kedai dengan PLN karena tiang menembus atap.
4 Comments
Dahulu kala, sekitar 10 tahun silam, saat membangun rmh, saya menggeser sedikit tiang listrik di pojokan depan rmh, biayanya Rp 3 juta atau Rp 4 juta sy lupa pastinya. Itu di kota kecil, Solo.
Walah. Geser tiang telepon juga segitu mungkin ya.
Iya mungkin.
Dan waktu itu sy dikasih gesernya cuma dikit, aslinya kurang sesuai harapan saya tapi kata petugas PLN sdh maksimal.
Kalo mbayar lebih bisa ngatur ulang jarak beberapa tiang, dgn konsekuensi dari tiang ke setiap rumah tetangga panjang kabel ditata ulang, bahkan perlu memotong dahan pohon 🙈