Rumput liar dan bunuh diri

Apakah manusia sebelum zaman batu sudah mengenal bunuh diri, karena dalam asumsi kita kehidupan mereka sederhana?

โ–’ Lama baca < 1 menit

Rumput liar dan bunuh diri

Daya hidup. Itu yang saya renungkan saat berjalan kaki dan melihat serumpun rumput, mungkin teki, tumbuh di antara jeglongan beton jalan.

Setiap makhluk punya sifat bawaan tak mau mati dan takut mati. Secara naluriah, makan dan minum, atau apalah pokoknya asupan, adalah untuk mempertahankan hidup, dan kawin untuk prokreasi: mempertahankan spesies.

Tetapi manusia, sebagai makhluk tertinggi, punya kerumitan masing-masing. Saya tak tahu apakah dalam perkembangan awal kehidupan menuju peradaban, selain dorongan primitif untuk membunuh, kadang karena terpaksa agar bukan dirinya yang dibunuh, manusia sudah mengenal bunuh diri.

6 Comments

ihsnfkri Kamis 3 Maret 2022 ~ 00.15 Reply

saya pernah denger quote yg bikin kita takut ketinggian itu bukan tingginya. tapi kita yg punya kehendak buat jatuh:)

Pemilik Blog Rabu 16 Maret 2022 ~ 14.17 Reply

Waduh ๐Ÿ™๐Ÿ˜‡

junianto Rabu 2 Maret 2022 ~ 12.45 Reply

Belum lama tadi saya merenung tentang rasa takut mati, gara2 hari ini ada tiga kabar duka cita : ibu tua tetangga, ibunya besan saya, dan simbahnya mbak kasir resto istri saya.

BTW ada kata asuoanu di alinea dua, itu aslinya Paman mau nulis kata apa?

Pemilik Blog Rabu 2 Maret 2022 ~ 14.01 Reply

1. Teka-teki kehidupan ๐Ÿ™

2. Maaf dan terima kasih untuk koreksi. Sudah saya betulkan jadi asupan. Sepekan belakang saya sering typo error krn belajar menulis pakai jari telunjuk dan tengah di ponsel, bukan jempol seperti selama ini ๐Ÿ™๐Ÿ™ˆ

junianto Rabu 2 Maret 2022 ~ 14.10 Reply

Saya sejak musim BB sampai zaman now hanya bisa nulis pakai telunjuk kanan — termasuk saat ngeblog.

Antyoยฎ Rabu 2 Maret 2022 ~ 14.23

Saya kadung biasa pakai jempol sejak zaman ponsel jadul ๐Ÿ™ˆ

Tinggalkan Balasan