Dua kursi dan hal-hal tak penting lainnya

Aku bersyukur karena masih punya kesadaran. Setidaknya merasa masih punya.

▒ Lama baca < 1 menit

Dua kursi di atas got Chandra Baru, Jatirahayu, Pondokmelati, Bekasi

Mendung yang menggerahkan, sebentar lagi pasti hujan, tapi langit antara kelabu dan jingga. Seakan-akan cuaca menuju sepia. Tadi, dalam gegas menuju warung, mataku melihat dua kursi menghadap ke jalan, mengangkangi got. Aku tak tahu sejak kapan kedua tempat duduk itu didudukkan di situ. Mungkin sejak tahun lalu tapi aku tak peduli karena mataku tak terganjal.

Klik. Klik. Dua jepretan. Aku meneruskan langkah cepat. Jangan sampai hujan jatuh ketika aku belum sampai rumah sekembali dari warung.

Dalam ayun cepat gerak kaki aku tetap melamunkan dua kursi itu. Aku tak kenal yang punya rumah. Aku tak meminati kursi itu. Aku tak terganggu oleh kedua benda di samping bak sampah itu, yang jika bermata mungkin melihati setiap pelintas.

Terlalu banyak hal tak penting yang aku perhatikan. Tak sampai mendalam memang. Tapi aku bersyukur karena masih punya kesadaran. Tanpa kesadaran, hal penting maupun tak penting sama-sama hilang dari perhatian.

4 Comments

Zam Selasa 8 Februari 2022 ~ 14.22 Reply

kenapa ga diangkut pemulung ya, paman?

kalo di Berlin, kursi begini biasanya dibuang dan berkedok “zu verschenknen” atau “untuk diambil gratis”, paman.. 😆

Pemilik Blog Selasa 8 Februari 2022 ~ 16.44 Reply

Pemulung makin selektif, apalagi kebanyakan mereka jalan kaki bawa karung.
Petugas truk sampah hanya mau angkut kalo kita bayar.

junianto Minggu 6 Februari 2022 ~ 21.30 Reply

Akhirnya hujan apa enggak tadi, Paman?

Solo kemarin seharian terang alias enggak hujan, hari ini (sampai jelang pukul 21.30) juga tidak hujan, dan kayaknya sampai pagi bsk akan tetap terang.

Antyo® Senin 7 Februari 2022 ~ 03.51 Reply

Batal hujan.
Tapi pagi ini gerimis ngrecih ora uwis-uwis. Entah sejak jam berapa krn saya tdr awal lalu terbangun kancilan

Tinggalkan Balasan