Saya menemukan kedai rahasia itu, dua belas tahun silam, karena melihat seorang porter tiba-tiba menghilang setelah menyeberangi dua lajur rel, dari arah tembok yang menghadap Monas ke peron tempat saya berdiri. Aha! Pasti ada rongga di bawah kaki saya.
Dari peron, warung itu tak terlihat kecuali Anda tiarap lalu kepala melongok ke bawah bibir platform. Rasa ingin tahu saya menuntun saya berjalan memutar sampai ke ujung peron lalu turun dan ketemulah kedai yang menjadi gelap saat roda-roda besi kereta berhenti dan menjadi tabir.
Entahlah apakah kedai itu sekarang masih ada.
3 Comments
Memang banyak kisah menarik di masa lalu sehubungan dengan persepuran, baik di stasiun maupun di dlm sepur.
Yg di dlm sepur, antara lain, kerja sama kondektur dgn penumpang gelap (tanpa karcis), dengan imbalan dari penumpang untuk kondektur.
Kelompok SDSB itu.
Saben dina Setu bali.
Coba tanya F. Wong. 🙊
Istilah lain adalah PJKA. Pulang Jumat (malam dari jkt) Kembali Ahad (mlm dari Solo, Yogya, dll).
BTW F.Wong, putrinya ada bekerja di kantor tribunnews di Solo eh Klodran, Colomadu, Karanganyar, mantan ktr sy.