Namanya juga gaya hidup, kadang yang lebih hidup gayanya, bukan kesehatannya. Padahal hati sudah senang lho.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Apakah benar treadmill itu membosankan?

“Njenengan punya treadmill, Mas?” tanya Ben Mari.

“Ndak. Bedanya treadmill dan walking pad aku juga ndak tau, Ben,” sahut Kamso.

Lalu Ben menawarkan hibah treadmill, kondisi masih bagus, baru tiga tahun, itu pun tidak setiap hari dipakai.

Kamso menolak karena baginya olahraga dalam ruang itu membosankan. Maka dia dulu ikut Fitness First cuma beberapa bulan, tapi lupa mengontrol tagihan, setiap bulan masih bayar iuran sampai akhirnya dia sadar.

Lalu Ben mengeluhkan Sari Wetan, istrinya, yang pembosan. Alat masih bagus, sudah beli treadmill baru dengan dalih yang lama sudah tak enak.

“Apa dimakan, Ben? Kok ndak enak?”

Ben mengumpat, lalu meneruskan curahan hati, “Sepeda juga gitu. Untung bukan Brompton, eh pindah ke city bike, hybrid, lalu road bike. Komunitas dia emang racun. Aksesori dan fesyen sepeda cuma ngabisin duit. Kayak atlet aja. Padahal gowesnya deket, tergantung temen. Kalo lokasinya jauh, ya diangkut mobil.”

Treadmill yang ditawarkan ke Kamso ternyata pembelian ketiga. Yang dua sebelumnya, “Emang old fashioned, Mas.”

“Yang penting Sari senang, sehat, Ben.”

“Sehat apaan, kemarin dia batal vaksin booster, tensinya diukur empat kali nggak bisa lebih rendah dari 180-an. Asam urat dan gula juga tinggi.”

“Berarti kudu sering ke dokter dan ahli gizi, bukan nempel komunitas, Ben. Lha kamu?”

“Gula aman, AU aman, kolesterol juga. Tensi pas vaksin 120/70. Merokok udah aku kurangin. Komunitas hobi nggak ada.”

¬ Gambar praolah: Shutterstock

5 thoughts on “Umur treadmill yang selalu singkat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *