Pagi sebelum pukul tujuh saya datangi warung itu. Saya ingin beli tahu goreng isi dan pisang goreng plus onde-onde mini. Oh ya, sekalian beli lontong sayur. Tapi tak ada orang. Berarti belum buka. Saya pun ke ATM di Indomaret.
Sepulang dari sana, saya dapati warung belum buka. Biasanya sudah diantre pembeli nasi uduk dan lontong sayur, jualan utama warung itu. Saya datangi rumah pemilik warung ujung gang buntu. Jawabannya, “Tutup kalo Senen, Pak.”
Setiap Senin tutup, oh berarti seperti museum dan kolam renang untuk umum. Mungkin Bu Warung kecapaian.
Yang menarik dari tutupnya warung adalah gulungan kertas sebagai penahan kaca kotak dagangan. Tak perlu ibu kunci dan anak kunci, yang penting kaca tak terbuka sendiri.
Pulang dari warung saya bersua penjaja kupat sayur. Ya, kupat. Bukan lontong. Apakah saya doyan lontong dan kupat sayur? Ya. Suka dong? Nggak. Doyan dalam bahasa Jawa belum tentu gemar.
2 Comments
Kalau sy mah doyanan (arepan, ora tampikan) alias geleman..😬
Katanya Simbah Putri wkt saya kecil karena ndak kikrik, saya itu pasa. Apa-apa kersa.