↻ Lama baca < 1 menit ↬

Bahkan di rumah pun minum pakai botol. Terlalu!

Saya tak dapat mengingat pasti sejak kapan saya minum air putih di rumah dari botol. Kalau dalam perjalanan sih sejak dulu, termasuk botol Aqua sekali pakai sebelum diet plastik. Sebotol air selalu menyertai dalam perjalanan dengan mobil pribadi maupun angkutan umum.

Dulu di kantor? Juga sudah lama, terutama setelah mengenal infused water. Tiap sore botol dicuci oleh petugas. Kalau tanpa rendaman buah, di kantor saya tetap minum dari gelas yang airnya saya tuang dari wadah kaca pribadi yang setiap hari juga dicuci.

Pernah, di tempat kerja sebelumnya, karena terpaksa, sebelum saya membeli setengah lusin gelas tinggi Luminarc di Mayestik, Jaksel, saya membeli beberapa botol Aqua besar untuk saya minum sendiri. Penyebabnya: gelas di dapur habis karena kantor lain yang segrup dan serumah tiba-tiba kedatangan banyak tenaga baru.

Kalau minum air putih dari botol bening yang tak mirip termos tapi disebut tumbler, di rumah? Mungkin itu setelah saya sering di rumah, akhir 2019, untuk bekal ke kamar, bergantian dengan gelas.

Juga mungkin, karena saya kerepotan bawa gelas dan lainnya, dengan bersarung menaiki tangga akhirnya saya memilih botol.

Setelah ada WFH, anak-anak saya pun membawa botol ke kamar.

Ada bagusnya saya memakai botol. Saya mudah kehausan. Dulu setiap kali habis minum air putih, gelas saya taruh di bak cuci. Maka dalam sehari bisa ada banyak gelas gara-gara saya. Bahkan ketika saya sendirian di rumah, sehingga harus mencuci sendiri, gelas pun tetap banyak.

Sekarang gelas cucian tak sebanyak dulu. Karena saya kembali jadi bayi. Yang penting botol selalu bersih.