Menjelang pergantian tahun ada empat kawan dan seorang saudara Kamso yang berulang tahun. Tanggalnya 27, 28, 30, dan 31 Desember. Sedangkan ultah saudara eh saudari malah 1 Januari.
Yang ultah pas tahun baru itu seorang ibu dari putri remaja. Sedangkan yang Desember hanya ada satu pria, sudah lansia, dengan keluhan asam urat, diabetes, dan hipertensi. “Aku wis tuwèk, sangsaya tuwèk, Dik Kam,” katanya via WhatsApp.
Adapun tiga nona lajang punya harapan sama, tahun 2022 dapat jodoh. “Doain ya, Mas,” pinta Nona Lorem. Secara terpisah, harapan Nona Ipsum dan Nona Dolor senada.
Dasar semprul, Kamso menanggapi terpisah dengan pesan sama karena copy and paste: apa hubungan tahun baru dan jodoh?
Bisa ditebak, ketiga jawaban itu mirip. Intinya ganti tahun berarti tambah usia. Lagi-lagi copy and paste Kamso: “Lha kan tiap hari semua orang tambah usia?”
Nah, jawaban masing-masing nona matang itu muter-muter. Kalau disimpulkan, mereka yang tak saling kenal itu terganggu dengan tahun kelahiran padahal baru ultah. Akhir Desember, katakanlah berusia 39, begitu masuk Januari langsung 40. Life begins at forty dalam beberapa hari.
Maka copy and paste pamungkas nan semprul sekaligus sontoloyo: “Kok kayak cara mikirnya orang ditawarin diler mobil diskon menjelang akhir tahun? Takut entar kalo mau ngejual cuma nyebut tahun sesuai STNK, yang terbit Desember, odometer dikira udah jauh. Ini kan soal manusia, bukan mobil pake rentang usia dan kredit lima tahun.”
Respons ketiga nona lebih aman jika ditulis “Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit.” Dalam pekerjaan grafis, teks buta itu bisa diganti.
¬ Gambar praolah: Freepik, Shutterstock
2 Comments
Menurut saya, logika tiga nona matang itu ndembik 😁😬
Yah namanya orang, cara ngeliat persoalan kan beda-beda 🙏😇