↻ Lama baca < 1 menit ↬

Menghitung dan menandai telur dalam pelajaran SD

Saya menghubung-hubungkan dua hal pagi ini: kertas bungkus tempe dan dan berita utama Kompas. Tempe piramidal ceper dibalut sobekan buku pelajaran, tentang telur ayam. Berita Kompas mengangkat* kenaikan harga kebutuhan pokok, membandingkan Desember 2020 dan 2021.

Menghitung dan menandai telur dalam pelajaran SD

Harga tempe wungkus, bukan tempe potong, hari ini Rp6.000 sejinah atau per sepuluh potong. Untuk kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok sila lihat infografik.

Infografik kenaikan harga sembako di Kompas

Lalu apanya yang menarik? Kompas tak mengutip ibu rumah tangga dan pemilik warteg. Kaveling beritanya terbatas, kalaupun akan muncul nanti dalam tajuk lain.

Mengutip keluhan ibu rumah tangga dan pemilik warung makan (biasanya pria) perihal kenaikan harga komponen sembako adalah pakem semua media. Keluhan ibu rumah tangga dan juragan warteg adalah representasi masyarakat kelas menengah ke bawah.

Bapak rumah tangga jarang menjadi narasumber, sementara si jurnalis, jika dia bapak rumah tangga, tak mungkin mengutip diri sendiri.

*) Tak ada yang janggal dengan istilah “mengangkat” maupun “menaikkan” berita. Yang ganjil itu istilah “menurunkan berita” padahal termuat. Berita datang dari langit? Dewan Pers juga pernah tiga kali menggunakan istilah “menurunkan berita” dalam sebuah dokumen.