
Tadi malam Nona Manggis menelepon, menyoal penangkapan Siskaee. “Kenapa, Oom? Kan nggak mengganggu orang lain, nggak kayak eksibisionis laki yang bisa jadi teror bagi perempuan apalagi yang bawah umur, bisa trauma?”
“Biar polisi yang mengusut lalu nanti jaksa yang menuntut, Ndhuk,” sahut Kamso.
“Emang selama ini meresahkan? Ngaku aja, kalo laki nggak keganggu kan? Kalo cewek ya paling malu, kok sampe segitunya orang pengin tenar dan cari duit. Nggak sampe resah sih.”
“Lebih menarik soal cari sensasi yang bisa dikapitalisasi. Medsos dengan aneka platform memberi kesempatan kepada lebih banyak orang untuk bikin konten hiburan dewasa, dari previu gratis sampe yang berbayar. Bisa jadi produser sendiri, eh punya PH sendiri. Yang jadi masalah sejak dulu, meskipun pake disklaimer tuh hiburan dewasa juga bisa diakses orang bawah umur. Dulu, penyelenggara telepon seks sebagai pelopor jualan hiburan dewasa secara elektronik pakai credit card buat batesin usia. Lalu situs video juga.”
“Emang bisa dapet duit berapa mereka dari bikin show di jalur digital?”
“Nggak tau aku. Tapi beli makeup dan lingerie ama toys kan butuh duit.”
“Terus yang tampil di kanal video judi sama VCS?”
“Nggak tau juga aku. Yang beredar kan versi bocoran tangan ke tangan.”
“Maaf. Mmmm… mau nanya. Tapi…”
“Pasti mau nanya aku pernah pakai VCS apa BO atau malah OnlyFans, kan? Ngaku…”
“Ihihihihi…”
“Nggak. Pertama sayang duit. Kedua, identitasku dan nomor hapeku di tangan mereka. Aku nggak mungkin pake setor tunai di kasir, antre lama, lantas motret slip setoran. Juga nggak mungkin pake rekening orang, minta tolong dia menstransfer DP dan lainnya. Kalo bayar pake e-wallet juga repot karena hape cuma satu. Mau pake nomor luar negeri buat WA males.”
“Hihihi. Masa nggak ada cara canggih?”
“Aku belum tahu. Soalnya nggak pengalaman. Tadi kan cuma asumsi sotoy, Ndhuk. Bakal diketawain orang. Biarin.”
“Oke. Ada cerita apa lagi?”
“Seorang juragan muda, anak pemilik bank gede tenar, yang jadi salah satu petinggi di bank itu, pernah cerita di sebuah forum informal kalo pihaknya sulit ngasih kredit ke pelaku profesi yang mengaku model pake tanda kutip. Arus kas dan likuiditas mereka nggak kayak orang kantoran apalagi orang bisnis.”
Pondokmelati, Senin 6 Desember 2021 ¬ 08.56
2 Comments
Only Fans itu apa, to, Om Kamso?
Ini tanya sungguhan, lho, krn saya baru dengar sekarang.
Ya coba mendaftar sebagai fan, Mas 🙏🌺