Maaf apabila diksi, atau pilihan kata, dalam judul terasa sensasional. Tapi mau bagaimana lagi, kayu dengan ceruk berukir ini memang untuk mencetak penganan bernama bol jaran. Dalam bahasa Jawa, bol jaran berarti dubur kuda.
Umumnya orang menyebut kue merah dengan isi kacang ijo itu kue ku. Tapi di Jawa Tengah ada yang menamai bol jaran dan menyebutnya tanpa jengah. Nama penganan lain malah ada yang berunsur nama genital. Ada pula yang erotis sekaligus peyoratif, yaitu randha kemul (janda [ber]selimut) alias randha royal — tapi kata “royal” tak ada hubungannya dengan keraton.
Saya tidak bisa bikin kue. Saya bisa punya alat ini karena seseorang menghadiahkannya untuk saya, belasan tahun silam sebelum era lapak daring menyediakannya dengan harga sekitar Rp60.000. Saat membersihkan cetakan ini saya tergerak untuk memotretnya kemudian menceritakannya.
2 Comments
Ndherek bingah, blogombal sdh siuman lagi, dan akhirnya sy bisa komen di sini!😁
Sebelum muncul Anoman Obong sebenarnya sy sdh mau komen tapi belum jadi, tahu2 ini blog nglekar…..
Dulu mau komen gini: soal hewan dijadikan nama penganan, selain bol jaran ada pula balung ketek (dahulu nulisnya balung kethek) alias tulang kera.
karena waktu itu nggak bisa komen, akhirnya malah sy bikin sbg konten di blog saya. 😬
Terima jadi.
Bikin konten di blog sebagai tanggapan terhadap blog lain itu dulu dibilang memperkaya blogosfer 🤣🙈