Tip atau persenan tidak bisa kita terapkan untuk semua dan setiap orang.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Apakah polisi dan wartawan boleh menerima tip?

Di mana-mana ada. Tip. Persenan. Sebagai bentuk terima kasih. Memang sih si pelaku pekerjaan melakukannya karena tugas. Mungkin dengan ikhlas, mungkin dengan hati geronjalan penuh gerutu.

Tip berlaku untuk pencuci mobil, bellboy (eh, atau room boy?), office boy, petugas cleaning service, pramusaji, tukang parkir, kurir ojek pengantar makanan, tukang ojek, sopir taksi, tukang pocokan di rumah, dan entah apa lagi.

Bagusnya aplikasi ponsel, tip bisa kita berikan secara daring. Ketiadaan uang kecil di dompet tak membuat kagok.

Kalau tip untuk ASN dan polisi? Tidak. Itu memang pekerjaan reguler untuk mereka sebagai pelayan publik, dan etika profesi mereka pun mengaturnya.

Pekerjaan partikelir? Secara umum sebaiknya tidak. Kalau pesuruh dan sopir kantor okelah.

Wartawan? Hwaduh. Janganlah. Untuk biaya transportasi pun mereka sudah dapat dari kantornya.

Lha kan pihak pemberi memberikan dengan senang dan ikhlas karena sudah diliput? Tetap jangan. Apalagi kalau ada pamrih.

4 thoughts on “Namanya juga sukarela, harus senang dan ikhlas

        1. Yah kita tahulah gimana orang-orang ndembik itu.
          Ada yang keterlaluan, ngepos di polisi, di kementerian, di kantor pemda, tapi wawancara khusus dgn petinggi gak pernah, lantas kalo ada orang habis wawancara khusus dirubung buat dikutip

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *