Suami istri Mantul dan Muntil menanya Kamso, bagaimana cara nyaman di pelbagai grup WhatsApp.
“Kalo nggak nyaman ya keluar aja,” sahut Kamso.
“Lha tapi nanti dijapri kenapa keluar, ada masalah apa gitu,” kata Muntil.
“Padahal kita masuk lagi juga dicuekin,” timpal Mantul.
“Atau gini, diam-diam keluar. Bikin akun WA baru pake nomor lain,” Kamso kasih advis.
“Kok kayak ketakutan diuber debt collector. Lagian begitu akun baru ketauan ya dimasukin ke grup,” kata Mantul.
Suami istri itu kecapaian bekerja, kurang waktu untuk bergrupria, apalagi kata Mantul, “Kalo isinya banyak lagu dan video nggak jelas, cuma nyedot kuota.”
Kamso katakan, bisa disetel supaya video tak otomatis terunduh. Tapi Muntil bilang, “Lha entar saya anggep nggak penting eh taunya penting.”
Lantas Kamso kasih tip, agar pasangan itu menerapkan cara ketoprak.
“Ingat ketoprak di TVRI Jogja dulu kan? Begitu nama seseorang disebut langsung thoktherothok thok orangnya nongol. Kalo nggak nongol, durasi ketoprak bakal kelamaan.”
“Bener juga ya, Pak. Apalagi nama kami jarang disebut. Dikasih ucapan selamat ultah atau semoga lekas sembuh juga nggak. Belajar dari kasus anggota lain, namanya cuma disebut kalo cabut,” kata Mantul.
¬ Sumber gambar: Dinas Kebudayaan DIY, Antara, Shutterstock
4 Comments
Saya nggak main grup WA, mas Antyo 😂
WA saya sepi nggak ada grup sama sekali, even WA keluarga juga nggak ikutan. Dari dulu setiap diajak join grup WA, saya bilangnya, “Nggak mau, jika ada keperluan bisa call saja. Bicara personal.” — Untung~lah saya jadi nggak perlu menerapkan jurus ketoprak, yah 🙈
A
Nah! Selamat untuk Miss Creamino! 👍🍎
Yang ‘hebat’ itu istri dan anak ragil (cowok) saya : ogah masuk grup WA. alasannya : gak suka, gak penting.
Bagus itu 👍