Saya risi jika melihat bungkus makanan tergerak di meja dan tak jelas ada isinya atau tidak. Kalau isinya habis ya semestinya bungkus dibuang. Di kantor yang berbeda hal ini pun terjadi, bungkus kacang atau keripik sudah kosong, atau isinya tinggal sejumput terakhir, tapi tergeletak di meja berlama-lama. Bisa mengundang semut. Bahkan ketika kantor kosong akan mengundang tikus.
Soal lain adalah ketidakmauan memotong sebagian kantong camilan, padahal isinya paling banyak cuma separuh. Butiran gula dan bumbu akan mengotori tangan dan cecerannya pasti disukai semut.
Padahal kalau ada gunting, memotong bungkus itu seperti menyunat kulup, atau selubung ujung titit alias kepala burung (glans penis), hasilnya isi kantong lebih mudah dirogoh — karena dangkal dan isi lebih terlihat.
Tak hanya pada kantong makanan, terhadap kantong plastik wadah benda pun prinsip sunat bisa diterapkan. Pasti pengambilan lebih gampang.
Kalau repot memotong, gulunglah. Kalau jeans harus roll up, untuk makanan ya roll down.
4 Comments
Tadi siang sy ke yogya, pulang dari sana sore. Saat plg, sebelum Prambanan mobil lewat depan bong supit Bogem (“mbogem”) saya sempat melirik, eh sampai rmh ternyata ada konten kulup ini 😁
Kalo orang dewasa sunat tapi ogah bayar, bakal dapat bogem mentah nggak?
bahkan putranya mbak tutut pun disunat di bogem 👍
https://kumparan.com/pandangan-jogja/pria-jogja-tulen-sunat-di-juru-supit-bogem-dekat-candi-prambanan-1wkJ50JUBbu
Hebat ya tetap bertahan di era sunat laser