Ketika layar ATM padam, sehingga tak dapat menampilkan teks “out of service“, apa yang dilakukan oleh warga masyarakat, termasuk karyawan minimarket? Memasang tulisan pada kertas.
Bunyi tulisan yang ringkas biasanya cukup satu kata: “rusak”. Kadang dengan tanda seru, bahkan jika perlu lebih dari satu. Ada pula yang menuliskan “error“.
Barusan, setelah jalan berpayung menembus hujan, saya bertemu ATM dengan tulisan “mati” — suatu hal yang jarang saya jumpai. Layarnya memang padam. Namun tulisan itu tipis, menggunakan spidol kecil, sehingga di sini saya menampilkannya sebagai foto negatif.
Bahasa keseharian rakyat sering kali lebih efektif. Misalnya “mati”. Hal yang juga berlaku pada mesin kendaraan dan pompa air.
“Mati” memang belum tentu “rusak”, namun lebih jelas ketimbang “sedang tidak berfungsi”. Tiga kata itu secara ketatabahasaan benar tapi kurang menancap di benak. Beruntung, bahasa Indonesia tak mengenal tenses yang rumit.
2 Comments
Waduh, paman batal transfer ke saya, dong😁
Wooooo lha wong saya ke ATM mau ngecek apakah transferan dari Sala eh Solo sdg masuk