Hati jadi suker, padahal bukan hoaks, eh menyalahkan platform pakai mengumpat pula.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

FB, IG, dan WA dari Meta Zuckerberg tetap sucks

Mr Bonggol si cidhuk borot kirim WA, memaki bisnis Mark Zuckerberg, yakni Facebook, Instagram, dan WhatsApp. “Mau ganti nama Meta terserah, tetep metamu! Metaverse! Satanic verses!” katanya. Ada bonus: “Zuckerberg bikin ati dadi suker!”

Daripada repot menulis, Kamso menelepon Bonggol, “Sik, sik, ada apa to?”

Lalu menguarlah aduan. Dalam tiga kali krismon domestik, si Nyonya makin buruk mood-nya setiap kali baca status dan posting orang lain.

Sepuluh tahun silam dalam krismon pertama, istrinya selalu kesal membaca FB dan Twitter, teman-temannya bersantap cantik dan ngopi ayu buat pamer. Dalam krismon kedua, enam tahun silam, keluhan Nyonya menambahkan IG dan WA. Nah, dalam krismon ketiga pas pandemi, “Makin parah!”

“Emang salah Zuckerberg? Kalo soal hoaks, perusahaan dia emang nggak elok. Tapi orang bangga sama rezekinya itu bukan kesalahan platform…”

“Ngerti! Yang problem tuh bojoku. Ketika krismon berlalu, roda lagi di atas, dia showy abis, tapi bio di WA selalu ‘bersyukur’.”

“Nah mungkin itu semua bentuk mensyukuri berkah…”

“Tapi kalo rezeki ndlosor gini dia nggak bisa pamer foto. Lalu kesel sama suami, dibilang kurang effort, tetep momprot!”

“Oh berarti racunnya itu smartphone.”

“Ha metanya meta! Huasyuuuu…! Hahahaha!”

“Kalian emang kompak. Sama-sama butuh melepaskan energi negatif.”

¬ Gambar praolah: Fortune

3 thoughts on “Pokoknya yang dari Zuckerberg itu racun. Sucks!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *