Ngobrol sambil ngerokok di YouTube

Bapaknya para perokok itu, mungkin, dulu juga tak suka anaknya mengasap.

▒ Lama baca < 1 menit

Host dan tamu podcast dan talkshow di YouTube merokok

“Situ masih udud, Mas? Dulu kalau pas ngariung lalu ada yang moto padahal lagi ngerokok pasti ngindar, atau ngumpetin rokok, kan?” tanya si Sekop via telepon.

Kamso cuma tertawa, lalu, “Ada apa to kok tiba-tiba mbahas rokok?”

Lantas Sekop menyebutkan berapa podcast atau apalah di YouTube yang tuan acaranya, bahkan kadang tamunya, klepas-klepus. Atau setidaknya pakai rokok elektrik. Malah ada yang mengisap cerutu.

“Menurut situ gimana, Mas?”

“Sebaiknya sih mereka nahan diri. Entar waktu break atau selesai ya udud.”

“Apa perlu dilarang, ya?”

“Siapa yang akan ngelarang? Kecuali YouTube bikin aturan. Eh udah belum sih? Aku ora ngerti, jé.”

“Terus piye?”

“Ya kita berharap komunitas penggemar yang ngingetin. Fans kan biasanya didengar.”

“Kalo fans toleran?”

“Lha akan ada pacar, bini, atau siapa saja yang mungkin didengar. Setahuku mayoritas perokok gak pengin anaknya yang masih bawah umur udud.”

“Gitu ya?”

“Indro Warkop brenti smoking karena anaknya yang masih SD waktu mau difoto pengin berpose merokok. Temenku quit karena diancam anaknya, ‘Kalo Papa nggak brenti merokok, aku mau ikutan merokok.'”

“Padahal bapak-bapak itu kenal rokok sebelum usia 18 ya.”

“Dan bapak mereka nggak suka anaknya udud.”

¬ Gambar praolah: tabakandmore.de. dan pngegg.com

2 Comments

junianto Minggu 31 Oktober 2021 ~ 13.04 Reply

Saya no smoking sejak sekian tahun silam gara2 batuk, lantas menjadi antirokok : jika menraktir makan (beberapa) kawan di tempat makan yg juga ada sedia rokok eceran, sy gak pernah mau membayari rokok yg dia/mrk ambil.

Pemilik Blog Minggu 31 Oktober 2021 ~ 13.14 Reply

Hahahaha.
Dua belas tahun silam, saya dan kawan-kawan makan bareng, lalu seorang konsultan konglomerasi rokok nimbrung, dan akhirnya dia bilang biar dirinya yang bayar.

Ketika pramusaji bawa setruk tagihan dalam map kulit, dia memeriksa dan meminta tagihan rokok dicoret.

Dia orang keuangan, gak pelit, dulu tinggal di Singapura. Kalo naik ojek di Jakarta biar cepet, jarak berapa pun dia bayar Rp 50.000.

Dia salah satu orang dalam tim pemulus akuisisi sebuah industri rokok nasional oleh sebuah konglomerasi tembakau global.

Tinggalkan Balasan