Apakah prinsip STMJ juga merupakan persepsi dan sensasi bagi perempuan?
↻ Lama baca 2 menit ↬

Mengatasi mani encer supaya kental, berlimpah, dan memancar kuat

Maaf, judul saya tak enak. Apa yang ada dalam KBBI, dan biasa disebut dalam percakapan masyarakat, tak berarti layak tulis untuk publik maupun terucapkan dalam pidato kenegaraan: mani.

Nyatanya kata “mani encer” ada dalam setiap selebaran pengobatan alternatif, seperti yang diselipkan di gerbang saya.

Ada dua hal. Pertama, segi kebahasaan. Kedua, soal mitos. Untuk yang pertama, istilah yang beraroma medis, yakni sperma, bisa berarti sel sperma maupun semen. Apa boleh, dalam bahasa Inggris itu cement dan semen berbeda. Dalam bahasa Indonesia, keduanya adalah semen, untuk bikin rumah dan bikin anak — memang sih, anak butuh rumah. Sejumlah artikel di media menyebut lengkap: cairan sperma.

Soal mitos? Air mani atau semen encer dihubungkan dengan kekurangperkasaan. Tak hanya soal maskulinitas yang juga dihubungkan dengan volume semen tetapi juga kesuburan.

Mungkin hal ini bertaut dengan persepsi dan sensasi. Kalau kental, berlimpah pula, berarti lelaki sejati. Hukum STMJ berlaku: sekali tembak muncrat jauh, sekali tekan menggapai jabon.

Persoalannya apakah hal itu juga merupakan persepsi dan sensasi bagi perempuan?

Untuk penjelasan klinis medis, terutama soal kesehatan reproduksi pria, biarlah androlog yang melakukan.

Tentang pandangan perempuan terhadap ejakulasi pria, ada survei menarik dalam Journal of Sexual Medicine (September 2018), ada lampiran PDF. Temuan riset itu menarik. Misalnya?

Pertama: “50.43% of women considered it very important that the partner ejaculates during intercourse.” Artinya separuh perempuan responden menganggap penting ejakulasi pasangannya.

Kedua: “13.1% of women regarded the quantity of expelled ejaculate as an expression of their own sexual attractiveness.” Yah, ada yang menganggap volume pancaran pria sebagai bukti daya tarik perempuan.

Baiklah. Selebaran pengobatan itu tak seluruhnya salah. Persepsi pasien harus dituruti. Koitus memang bukan soal masinal karena melibatkan perasaan setiap pasangan.

Lalu soal angkutan umum? Hampir semua selebaran pengobatan alternatif menampilkan peta dan petunjuk mengakses tempat praktik dengan angkutan umum.

Mengatasi mani encer supaya kental, berlimpah, dan memancar kuat

Orang sok berpikir urban nan modern akan bilang, petunjuk itu telah mengampanyekan penggunaan transportasi publik.

Bisa jadi mereka benar. Jangankan datang bertamu naik mobil atau taksi, dengan sepeda motor pun belum tentu tersedia tempat parkir yang tak merepotkan tetangga dan pelintas, di perkampungan maupun kompleks dengan rumah kecil dan jalan kecil.

2 thoughts on “Mani encer dan dukungan untuk transportasi publik

  1. Diselipkan di gerbang paman? wah terlalu itu yang menyelipkan, tidak kenal paman yang gagah-perkakas, wkkk

    BTW dulu sbg editor memasang kata pelacur untuk judul, ditegur kumendan saya krn tdk layak tulis meski ada dlm KBBI spt paman sebut di lead.

    1. Saya gagah perkakas karena sering naik ojek ke dukun.

      Tahun soal bahasa memang kadang tak mudah. Dulu banget zaman gak enak, mengedit wawancara koresponden Surabaya dengan Nama Dolly itu gak mudah. Pemred saya, sastrawan, mengganti semua kata “lon…” yang diucapkan si Mama dalam pembuatan tanya jawab 😇

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *