↻ Lama baca < 1 menit ↬

Perempuan lajang matang dijadikan ketua RW

“Di tempat Mas Kamso gampang nggak nyari warga yang mau jadi ketua RT?” tanya Jeng Nana via telepon.

“Nggak bisa dibilang gampang tapi akhirnya ada yang mau karena ini amanah. Nggak kayak pilpres, pilgub, dan pilkada yang kandidatnya mengajukan diri. Untuk ketua RT, ada tiga empat calon atas usulan warga. Yah terpaksalah. Emang napa, Jeng?”

“Kemarin Pak RT bilang, Mbak Nana jadi ketua RW ya? Enak aja, karena aku sebagai freelancer kerja di rumah udah sepuluh tahun lebih dikiranya punya waktu. Unmarried pula! Hahahaha!”

Jangankan jadi ketua RW. Jadi ketua RT saja dia tak berminat.

Mencari calon ketua RT itu sulit. Kalau calon ketua RW? Di lingkungan saya tampaknya banyak yang bersedia. Saya tak tahu sebabnya.

Kompleks kecil Jeng Nana berisi sekitar 30 rumah. Mayoritas warganya lansia. Ada sih generasi muda, yaitu anak dan menantu, tapi mereka sibuk bekerja, berangkat gelap pulang gelap.

“Kalo apartemen pake RT dan RW nggak Mas?”

“Wah aku nggak tau, Jeng. Pernah nanya teman di apartemen, mereka juga nggak paham.”

¬ Gambar praolah: Shutterstock