Barusan saya ke dua warung berbeda, untuk membelikan lengkuas Rp5.000 kemudian membeli sekilo gula Jawa Rp20.000 — tapi kata istri, saya salah warung, “Di sana sekilo selalu mahal, nggak ditimbang dulu, tapi udah diplastikin jadi beberapa kantong.”
Baiklah. Tapi ada hal yang biasa, sangat biasa, dan bagi kita tidak penting. Semua warung, yang hanya menjual bahan kering maupun sekalian bumbu, selalu menyediakan kerupuk.
Ketika kerupuk selalu tersedia, berarti semua hal lancar. Tapi saat libur panjang Lebaran, kerupuk banyak yang habis. Kalaupun ada tinggal yang penguk.
Tempo hari saat PPKM ketat, sejumlah warung tak punya kerupuk karena kurir pemasok tak leluasa keluar.
2 Comments
Penguk dan melempem, Paman.
Tapi kata pelawak Basiyo saat masih hidup puluhan tahun silam, kerupuk yang melempem itu menyenangkan karena, kalau digigit, “ora mbribeni tanggane.” 😂😂😂
Kerupuk ogah bising 😂