Beberapa kurir sudah hafal, untuk paket keci mereka tinggal memasukkannya ke keranjang di pintu. Tapi barusan, siang ini, Pak Kurir memanggil saya, “Maaf Pak, saya nggak bisa turun, repot nih.”
Saya menghampirinya. Saya segera melihat masalah dia. Lalu saya juga minta maaf karena menerima dengan tangan kiri (ya, saya wong lawas) karena tangan kanan akan memotretnya. Maka kami pun saling menjepret.
Saya tanya berapa paket yang dia bawa, jawabannya, “Seratus dua puluh, Pak. Entar kalo udah habis, ya ambil lagi. Nggak tahu berapa banyak.”
Saya ingat, kurir ini yang tempo hari kerepotan menata ulang paket di depan rumah saya. Kita semua tahu, tulisan pada label paket itu kecil-kecil. Hanya mata ponsel yang dapat membedakan barcode.
Berat jadi kurir. Apalagi jika membawa paket COD lalu si penerima berlaku tanpa semena-mena.
2 Comments
Paman sering dpt kiriman paket ya?
Kalau sy setahun paling dua-tiga kali, dan biasanya isi onderdil trail tua yang saya beli onlen karena di toko-toko onderdil di Solo zonk.
Yang sering itu penghuni lain di rumah. Sering dalam arti seminggu sekali. 😇