Di tenggara Jakarta masih ada orang menanam tumbuhan sosial, tetangga boleh memetik tanpa izin. Misalnya pandan, daun salam, dan daun jeruk.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Memetik daun salam milik tetangga boleh tanpa permisi

Barusan saya ke warung dekat rumah, ditugasi istri membeli terasi dengan tambahan order meminta daun salam di rumah depan warung. Maka dengan bersarung, belum mandi, saya melaksanakan perintah.

Seperti pernah saya ceritakan tentang pager mangkok, bukan pager beton, sehingga istri saya bisa memetik daun pandan tetangga yang lain lagi dengan berucap permisi yang belum didengar pemilik rumah, terhadap daun salam milik Pakde dan Bude ini siapa pun tinggal memetik.

“Ambil aja Mas kalo butuh. Ndak harus minta izin,” kata Pakde tadi sambil membersihkan kandang burung.

Tadi istri menugasi saya karena telanjur memasak, masih pakai daster, padahal tadi pagi ketika berbelanja dari tukang sayur keliling dia lupa membeli salam.

Sampai di rumah, istri saya bilang terasinya benar. “Tapi salamnya kok sebagian masih muda,” katanya.

5 thoughts on “Memetik daun salam tetangga

  1. Selamat siang, pamanku.

    senang, nemu blog ini.

    heran, baru nemu kemarin gara2 bersua ndoro kakung dan kemudian berbincang tentang kejayaan blog sekian tahun silam.

    oya kami bertemu krn ndoro (dan rombongan) makan (saat) siang di warung makan istri saya di solo….

      1. saya ikut senang, paman.

        sebelum ini, sy sering cari jejak paman via om gugel, tapi blm pernah nemu blog yg ndot com ini.

        sy nggak pernah tahu bhw sejak lama paman, ternyata, ada punya gombal ndot com selain gombal org yg sdh raib itu….

        btw sy (dan keluarga) sehat, semoga paman dan keluargs juga.

        btw lagi, sy mungkin juga akan ngeblog lagi 😁 tapi sementara ini suka2 ngisi portal abal2 punya sy : http://www.soloskoy.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *