Kaus cap soang atau Swan Brand masih bertahan. Kapan terakhir kali Anda mengenakan?
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Kaus ini sudah hampir sepuluh tahun, milik putri saya, oleh-oleh saya dari Yogyakarta. Gaya cukil gambar ini khas Taring Padi. Kausnya dari jenis yang kurang mbois tapi merakyat: Swan Brand atau kaus cap soang. Akan lebih merakyat jika menggunakan kaus Kidang — kalau masih ada. Pun lebih merakyat jika tulisan “world” diganti “internationale“.

Kaus Swan cap soang dengan sablon gaya cukil dari Taring Padi

Ihwal Swan Brand, saya tak tahu ini yang asli atau bukan. Waktu masih baru sih kehalusannya sesuai standar Swan Brand: adem, menyerap keringat.

Kaus Swan Brand cap soang dalam bungkus kertas cokelat

Saya tak tahu Swan Brand seperti apa. Yang pernah saya lihat di toko kelontong, kaus dalam kantong plastik, lalu setiap setengah lusin sama ukuran dibalut kertas cokelat halus, dengan label Swan Brand rapi, kemudian diikat benang kasur.

Kaus Swan cap soang dengan sablon gaya cukil dari Taring Padi

Lazimnya kaus kodian, selalu ada teraan tersablon logo merek dan ukuran kaus. Biasanya pakai tinta yang kurang awet agar cepat pudar. Mungkin karena kaus Taring Padi ini sudah lama, dan sering dicuci, tanda tera tinggal jejak tak terbaca.

Boleh tahu, kapan terakhir kali Anda mengenakan kaus kodian klasik merakyat?

¬ Gambar bungkus kaus: Atekita Olshop / Bukalapak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *