Tentu saya punya pertanyaan semprul setelah mengapresiasi, seperti umumnya orang yang melihat hal bagus dan praktis, “Kenapa nggak dari dulu supermarket begitu?”
Selama ini umumnya supermarket menggunakan tulisan manual, atau kalaupun plakat dicetak digital memakai font tulisan tangan.
Lalu cetak digital memberikan solusi. Info dapat diedit kapan pun. Tinggal mengganti panel.
Nah, cara dalam foto ini lebih praktis, menggunakan kartu angka yang bisa dicopot. Serupa cara gereja dulu menggunakan papan info liturgi dengan huruf dan angka untuk singkatan nama ayat Alkitab dan angka ayat. Setelah papan info diganti layar proyektor cara manual berkayu pun tamat.
Cara lebih sederhana ada di kantor instansi pemerintah: tinggal menggeser penutup untuk memilih status pejabatnya, yakni “ada” dan “tidak ada”. Hanya itu opsinya.
Masih soal info alfanumerik, saya tetap terkesan oleh info penerbangan di bandara sebelum diganti LED. Secara mekanis huruf dan angka dalam split-flap display berganti dan pergerakannya terlihat mata.
¬ Foto: Tribun Jatim