Enak kalau kita berani ambil risiko tanpa merugikan orang lain. Tapi tak semua hal bisa disikapi seperti itu.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Mengasah gunting dengan alat khusus maupun gerinda

Saya secara sadar mengambil keputusan ini: kalau sama-sama bakal rusak dan tumpul, gunting salah asah asuh, karena janji asih produsen pengasah pisau, ini akan saya pasrahkan ke tukang asah keliling.

Hasilnya? Gunting jadi tajam lagi. Dia mendemonstrasikannya dengan menggunting perca jin yang dibawanya. Saya tes dengan tisu dan plastik juga berhasil.

Kondisi si gunting? Begitu saya tahu dia pakai gerinda, bukan batu asah, saya sudah menduga kondisi permukaan gunting pada akhir pekerjaan. Bukan mata bevel yang dia asah. Tak soal karena saya sudah pasrah.

Gunting tajam tapi penuh luka karena gerinda

Saya memang sudah putus asa padahal belum mencoba asah dengan batu. Dengan ampelas, mengikuti panduan tukang cukur dan tukang jahit di YouTube, tidak berhasil. Saya putuskan, sebelum memensiun gunting lalu membeli pengganti, saya akan berspekulasi. Kalau jadi tajam dengan baret parah ya biar. Kalau tetap tumpul ya tinggal saya kasihkan pemulung.

Gunting tajam tapi penuh luka karena gerinda

Itulah enaknya ambil keputusan yang tak merugikan orang lain, terhadap benda pribadi yang saya beli sendiri. Sayangnya hal itu tidak bisa berlaku untuk banyak hal lain karena terlalu mahal risikonya.

Gunting tajam tapi penuh luka karena gerinda

4 thoughts on “Sikon genting gunting: keputusan dalam keputusasaan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *