Saya secara sadar mengambil keputusan ini: kalau sama-sama bakal rusak dan tumpul, gunting salah asah asuh, karena janji asih produsen pengasah pisau, ini akan saya pasrahkan ke tukang asah keliling.
Hasilnya? Gunting jadi tajam lagi. Dia mendemonstrasikannya dengan menggunting perca jin yang dibawanya. Saya tes dengan tisu dan plastik juga berhasil.
Kondisi si gunting? Begitu saya tahu dia pakai gerinda, bukan batu asah, saya sudah menduga kondisi permukaan gunting pada akhir pekerjaan. Bukan mata bevel yang dia asah. Tak soal karena saya sudah pasrah.
Saya memang sudah putus asa padahal belum mencoba asah dengan batu. Dengan ampelas, mengikuti panduan tukang cukur dan tukang jahit di YouTube, tidak berhasil. Saya putuskan, sebelum memensiun gunting lalu membeli pengganti, saya akan berspekulasi. Kalau jadi tajam dengan baret parah ya biar. Kalau tetap tumpul ya tinggal saya kasihkan pemulung.
Itulah enaknya ambil keputusan yang tak merugikan orang lain, terhadap benda pribadi yang saya beli sendiri. Sayangnya hal itu tidak bisa berlaku untuk banyak hal lain karena terlalu mahal risikonya.
4 Comments
ada beberapa alat pengasah gunting, cuma ya itu, sepertinya bukan menggunakan batu asah, namun semacam amplas dalam wujud besi..
Untuk gunting memang repot. Pisau lbh mudah
Salah satu alasan saya belajar mengasah adalah agar pisau kesayangan tidak “rusak” oleh gerinda. Meskipun akhirnya beberapa pisau rusak sudut asahnya karena masih rookie dalam urusan mengasah 😅
Nah! Itu dia!
Si Abang kayaknya juga gak punya apresiasi ke pisau dan sejenisnya.