Selepas senja, di pertigaan blok lain di kompleks, lampu sebuah mobil menyoroti telepon umum (telum) mangkrak. Saya segera memotret peranti publik berkoin tinggalan abad lalu itu. Justru saat menepi agar tak menghalangi mobil saya baru menyadari telum itu.
Sambil berjalan kaki ke warung nasi padang, saya pun melamun soal kebersihan dan Covid-19.
Jika Anda mengalami kejayaan telum, apakah dulu berhati-hati dengan kebersihan? Hanya cowok cuek yang mengelap gagang telepon pakai tisu (kalau bawa, kadang malah tisu basah saset) atau saputangan atau selampai (lha malah bawa penyakit ke kantong celana) dengan risiko dianggap idih kemayu banget.
Ponsel yang dipakai sendiri saja, menurut sebuah riset, lebih berkuman ketimbang alas duduk kloset. Bayangkan kalau telum. Ada Covid-19 pula.
4 Comments
dulu saat menggunakan telepon umum, yang dibayangkan bagaiamana bisa mengakali sistemnya.. 😆
telepon umum di Berlin masih ada dan berfungsi. tapi lucunya, saya belum pernah lihat ada orang menggunakannya. saya sendiri juga bingung bagaimana caranya.
Lalu kamu bisa tahu kalau masih berfungsi gimana? 😂
kalo diangkat gagangnya ada nada tunggu.. 😆
Nah 🤣