Coba jujur, Anda yang dapat makan gratis di tempat kerja apakah pernah mengeluh?
↻ Lama baca 2 menit ↬

Kupon Burger King dalam selembar berisi 30

Kertas promo Burger King ini menarik, berisi 30 lembar kupon terperforasi tinggal sobek. Tak perlu gunting. Lagi pula memang dalam cetakan tak ada ikon kecil gunting, suatu hal yang dulu agak lumrah di majalah.

Anda pernah punya kupon makan? Saya pernah. Ada yang temporer ada yang tetap.

Yang temporer misalnya di suatu percetakan di Cikarang, Jabar. Sebagai klien yang bertamu siang, saya dapat kupon makan. Hanya bisa dipakai di kantin pada jam makan siang. Tidak bisa menambah kerupuk.

Kupon Burger King dalam selembar berisi 30

Contoh lain adalah dalam suatu kepanitiaan acara, di fX Sudirman, Jakpus. Belajar dari pengalaman sebelumnya, saat anggota panitia bisa pesan apa saja di kedai kopi mitra, termasuk menjamu orang, sehingga tagihan meledak, maka orang keuangan membagikan kupon.

Adapun kupon tetap saya alami saat berkantor di Slipi, Jakbar. Ada kupon makan siang senilai Rp20.000 untuk sekali makan per hari kerja.

Kalau dalam sebulan ada hari libur ya jumlah kupon, yang harus dipotong sendiri itu, pun berkurang.

Menyenangkan karena kupon tak harus dipakai hari itu di kantin. Maka selalu ada koordinator kupon untuk membelanjakan kupon secara kolektif di kantin.

Uang makan tunai itu menyenangkan

Ya, ini persoalan makan. Tepatnya makan siang pada hari kerja. Di tempat kerja sebelumnya, selama tujuh belas tahun, karyawan mendapatkan uang makan. Dari OB sampai direktur nilainya sama.

Mulanya, selama puluhan tahun, uang makan sepekan diberikan tunai setiap Senin. Alangkah repotnya bagian keuangan dan petugas pembagi uang — belum lagi ada berita acara serah terima duit. Lalu awal 2000-an uang makan sebulan ditransfer bersama gaji.

Bagusnya uang makan tunai setiap Senin adalah karyawan saat pagi berangkat kerja awal pekan selalu punya perasaan tenang karena di kantor bakal dapat duit. Terutama saat tanggal berat.

Dengan uang makan mereka bisa ikut arisan. Atau, nah ini yang sebenarnya tak jelas aturannya, karyawan bisa buka warung gelap di kantor — dari camilan sampai rokok — lalu konsumen melunasi utang setiap Senin.

Juga dengan uang tunai Senin karyawan bisa urun ini dan itu, misalnya uang duka dan ucapan selamat kelahiran bayi.

Kalau tak salah ingat, uang tunai Senin itu berdasarkan presensi harian pekan sebelumnya. Kalau tak salah lho.

Makan siang yang nyata

Pernah pula saya berkantor yang dapurnya memasak makan siang, berupa lauk dan nasi.

Ketika kantor berkembang, sehingga banyak anak muda direkrut, orang dapur dan keuangan langsung melihat perubahan: belanja beras naik “secara signifikan”. Anak-anak muda itu doyan nasi. Apalagi kalau ada sambal.

Sebetulnya yang makan bukan hanya karyawan. Orang mampir pun boleh ikut makan. Bisa tamu dinas, bisa kawan bertandang, atau istri dan suami karyawan.

Prinsip tamu boleh makan, karena memang stok mencukupi, juga berlaku di kantor berikutnya.

Makanan dari katering, berupa lunch box. Setiap Senin berbeda, dari rumah makan, sejak KFC, Hokben, Yoshinoya, Bakmi GM, sampai RM Pagi Sore. Petugas cleaning service dan satpam luar juga dapat lunch box. Dosa jika makanan dibiarkan tersisa apalagi terbuang.

Infografik 2016 tentang makan siang gratis di kantor

Tetap ada keluhan

Soal makan siang nyata, berupa makanan gratis, bukan uang, ternyata masih juga memercikkan ketidakpuasan.

Ada saja yang mengeluh, terutama soal rasa dan menu. Padahal nggak bayar lho. Kok riwil sih?

Kalau tak cocok ya sudah, diam saja, lalu pesan sendiri via Gofood atau makan di luar. Simpel kan?

Dikasih makan gratis di kantor rewelnya kayak makan bayar di warung

Dikasih makan gratis di kantor rewelnya kayak makan bayar di warung

¬ Infografik: Lokadata.id

4 thoughts on “Dapat kupon makan dan uang makan, jangan rewel

  1. oh, saya pernah menggunakan kupon BK ini, paman! di Berlin, kupon model seperti ini masih banyak diedarkan juga. terutama untuk menambah poin. di koran gratisan tiap pekan juga sering disisipi beginian..

    1. oiya, kalo menggunakan layanan bus cepat EKA (Jogja-Solo-Surabaya), penumpang secara default akan mendapat kupon makan di restoran Duta di Ngawi. namun jika penumpang tidak ingin mendapat kupon, bisa bilang ke kondektur untuk beli tiket tanpa kupon, atau jika tujuannya tidak melewati resto Duta, tidak diberi kupon. tentu saja tanpa kupon makan, harga tiketnya jadi berkurang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *