Gula sasetan generik selama pandemi

Cukup saset biasa tanpa logo, toh bagi yang doyan manis rasanya sama, pabriknya juga. Tapi ada soal nilai tambah dalam gula sasetan.

▒ Lama baca < 1 menit

Gula saset generik selama pandemi

Ini masa herhemat karena pandemi. Sejak Maret tahun lalu saya jarang ke kedai kopi, tapi satu dua kali ngopi juga sepanjang tempatnya taat protokol, begitu juga pengudapnya. Bukan hanya pembeli yang herhemat, juragan kedai juga herhemat.

Mereka tidak lagi bermewah diri dengan saset gula berlogo kedai. Cukup saset generik. Toh rasanya sama. Pabriknya juga sama.

Apa? Pabrik? Maksud saya perusahaan pengemas gula pasir dalam saset. Gulanya entah dari pabrik mana.

Pemain utama gula sasetan sejauh saya tahu dari dulu ya Samudra Momtaz. Saya sering iseng membaca namanya di saset kedai padahal saya tidak ngopi bergula. Dari iseng membaca pula saya tahu bahwa perusahaan lain, yang punya hulu berupa kebun tebu dan pabrik gula di Lampung, akhirnya bermain saset, yaitu Gulaku dari Sugar Group.

Tentang Momtaz, saya menganggapnya kreatif. Mereka memberi nilai tambah dengan membungkus gula pasir. Mudah saja saya bilang begitu tanpa paham proses bisnis. Namanya juga konsumen akhir. Selalu sok tau. Apalagi saat ngopi.

¬ Bukan posting berbayar maupun titipan

2 Comments

Zam Jumat 14 Mei 2021 ~ 03.43 Reply

soal gula ini, di sini ada beberapa jenis gula. ada gula batu, gula khusus bikin kue, gula khusus ngeteh, hingga gula generik.. tapi seingat saya, tidak ada yang jual gula kemasan sachet gini di supermarket. mungkin memang tidak dijual di supermarket. gula sachet dalam kemasan yang panjang masih ditemui di kedai kopi di Berlin, tapi sepengamatan saya jarang yang ambil juga..

Pemilik Blog Jumat 14 Mei 2021 ~ 21.51 Reply

Mungkin karena di rumah sdh ada gula-gula ya.
Eh….

Tinggalkan Balasan