Mau pinjam desain rumah

Makin banyak contoh desain rumah di media sosial. Tapi sebagian orang maunya desain teknis terperinci, gratis, yang jadi pedoman pemborong bangunan.

▒ Lama baca < 1 menit

Apakah desain rumah kita boleh dipinjam untuk ditiru?

Pak Beji, yang menggunakan foto profil anjing Benji, mengeluh kepada Kamso via WA. Ada saja orang, bahkan bukan teman, tapi minta tolong saudaranya yang kenal Beji, untuk meminjam cetak biru rumahnya. Hampir semua peminta pinjam itu baby boomers, sebagian sudah pensiun.

Ah, cetak biru. Istilah lawas zaman kertas biru. Setelah ada lichtdruk atau diazo printing, kertasnya putih, tintanya kebiruan. Cetak biru rumah Beji mestinya sudah pakai plotter atau large printer. Kertas putih, tinta hitam. Untuk gambar rendering bisa cetak full color. Modeling 3D dalam video jangan ditanya.

Sebagai cetak biru, desain dengan dua tanda tangan, arsitek dan konstruktor teknik sipil, itu komplet, sejak fondasi, resapan, sampai atap bahkan jaringan listrik.

“Masalahé, satu ditolak yang lain nyusul. Foto rumahku luar dalam beredar di grup WA, jé. Aku kudu piyé, Kang?”

Kamso menjawab, ya tolak terus. Apalagi desain arsitektural rumah Beji itu pusaka, karya terakhir sang arsitek sebelum meninggal. Soal hukum desain arsitektural sila baca rujukan, misalnya ini dan itu.

Kamso kasih advis lain, “Kalo cuma desain dan rencana tapak, minta mereka buka YouTube, Pinterest, IG, dan blog. Atau minta tolong anak-anaknya nyari.”

Beji membalas, “Mereka maunya gambar teknis rancangan lengkap gratisan yang siap dikerjakan oleh pemborong, Kang.”

¬ Sketsa praolah: jhmrad.com

2 Comments

Zam Minggu 18 Oktober 2020 ~ 04.24 Reply

ini kayanya dah masuk urusan hak cipta sih ya paman.. ngga bisa orang sembarang minta hasil rancangan begitu.. apalagi dulu si pemilik rumah membayar mahal ke si arsitek.. kok nyimut tinggal minta..

Pemilik Blog Minggu 18 Oktober 2020 ~ 23.21 Reply

Iya, ada soal etika dan hukum. Dalam posting ada tautan. Selain itu, desain rumah itu oeeosjsku, sesuai penghuni. Misalnya kalau non-Muslims tak perlu bikin musala dan fasilitas wudu. Belum lagi urusan arah hadap rumah. Bukan hanya bertaut dgn kiblat tapi juga posisi jendela dan tata atur atap — apalagi kalau pakai panel solar.

Tinggalkan Balasan